WHO: Gaza Hadapi Kelaparan Massal Buatan Manusia: Blokade Israel Pembatasan Ketat Bantuan Kemanusiaan

Anak-anak di Gaza kelaparan akibat perang yang melanda saat ini. Foto: Anadolu
Anak-anak di Gaza kelaparan akibat perang yang melanda saat ini. Foto: Anadolu
0 Komentar

DIREKTUR Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa Gaza menghadapi kelaparan massal buatan manusia. Ini merujuk pada blokade Israel yang masih berlangsung dan pembatasan ketat terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan.

“Saya tidak tahu apa yang akan Anda sebut selain kelaparan massal, dan itu buatan manusia, dan itu sangat jelas,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers virtual, seperti dikutip Anadolu, Kamis 24 Juli 2025.

“Ini karena blokade,” imbuh Ghebreyesus.

Komentar Tedros menyusul seruan dari lebih dari 100 lembaga bantuan yang memperingatkan krisis kelaparan yang semakin parah di Gaza, di mana berton-ton makanan, air bersih, dan pasokan medis masih tertahan di luar wilayah kantong tersebut.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Persediaan makanan Gaza telah habis, kata lembaga-lembaga bantuan, sejak Israel memberlakukan blokade penuh pada bulan Maret sebagai bagian dari perangnya melawan kelompok pejuang Palestina, Hamas. Meskipun blokade telah dilonggarkan pada bulan Mei, organisasi internasional mengatakan hanya aliran bantuan terbatas yang mencapai populasi Gaza yang berjumlah 2,2 juta jiwa.

Israel menegaskan bahwa pembatasan diperlukan untuk mencegah pengalihan bantuan kepada militan, dan mengatakan telah memfasilitasi pengiriman makanan yang cukup. Israel telah berulang kali menyalahkan Hamas atas penderitaan di Gaza.

Kematian akibat kelaparan meningkat

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada Rabu bahwa 10 orang lagi telah meninggal dalam semalam akibat kelaparan, sehingga totalnya menjadi 111 sejak konflik dimulai, sebagian besar terjadi dalam beberapa minggu terakhir seiring meluasnya kelaparan.

WHO mengatakan setidaknya 21 kematian anak akibat malnutrisi telah dilaporkan sepanjang tahun ini, tetapi menekankan bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. “Pusat-pusat perawatan malnutrisi penuh dan kekurangan pasokan darurat,” kata para pejabat.

Tedros menambahkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitra kemanusiaannya tidak dapat mengirimkan makanan apa pun antara Maret dan Mei selama hampir 80 hari, dan bahwa pengiriman bantuan sejak saat itu masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut WHO, hasil skrining menunjukkan bahwa sekitar 10 persen penduduk Gaza menderita malnutrisi sedang atau berat, termasuk hingga 20 persen ibu hamil.

0 Komentar