Serikat pilot Jeju Air juga menyoroti hal yang sama. Mereka menyebut ARAIB menyesatkan publik dengan menyimpulkan mesin kiri tidak bermasalah, padahal sisa-sisa burung ditemukan di kedua mesin.
“Tidak ada dasar ilmiah atau teknologi yang membuktikan bahwa pesawat bisa mendarat dengan selamat hanya dengan satu mesin,” kata serikat tersebut dalam pernyataan resmi.
Serikat pekerja menilai investigasi sejauh ini terlalu fokus pada kesalahan pilot, dan belum menyentuh potensi kelalaian dari sisi organisasi atau desain bandara.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Sesuai aturan internasional, laporan akhir investigasi biasanya diterbitkan dalam waktu satu tahun sejak kecelakaan. Laporan awal pada Januari menyebutkan sisa-sisa bebek ditemukan di dua mesin, namun tidak dijelaskan tingkat kerusakannya.
Pihak keluarga mendesak agar semua informasi disampaikan secara utuh dan objektif. “Ada sejumlah frasa dalam siaran pers yang bisa ditafsirkan sebagai kesimpulan akhir, padahal seluruh fakta belum terungkap,” kata juru bicara perwakilan keluarga.
Kecelakaan udara dikenal sebagai insiden kompleks yang melibatkan banyak faktor. Oleh sebab itu, berbagai pihak meminta agar proses investigasi dilakukan secara menyeluruh, transparan, dan tidak terburu-buru dalam menarik kesimpulan.