Kecelakaan Jeju Air, Investigasi Korea Selatan Ungkap Bukti Awal Pilot Matikan Mesin Usai Tabrak Burung

Puing-puing pesawat Jeju Air yang keluar landasan pacu dan jatuh di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea
Puing-puing pesawat Jeju Air yang keluar landasan pacu dan jatuh di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea Selatan, 30 Desember 2024. (Kim Hong-Ji/REUTERS)
0 Komentar

INVESTIGASI otoritas Korea Selatan terhadap kecelakaan fatal pesawat Jeju Air mengungkap bukti awal bahwa pilot mematikan mesin yang mengalami kerusakan lebih ringan setelah pesawat menabrak kawanan burung.

Temuan ini disampaikan oleh seorang sumber yang mengetahui langsung proses penyelidikan, Senin (21/7/2025).

“Tim investigasi memiliki bukti yang jelas dan data cadangan, sehingga temuannya tidak akan berubah,” ujar sumber tersebut kepada Reuters,meminta anonimitas karena laporan resmi belum dirilis.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Bukti tersebut mencakup perekam suara kokpit, data komputer penerbangan, serta posisi sakelar mesin yang ditemukan di reruntuhan. Data itu menunjukkan pilot mematikan mesin kiri, bukan kanan, usai burung masuk ke mesin sesaat sebelum pesawat mendarat.

Kecelakaan yang terjadi pada 29 Desember lalu di Bandara Muan itu menewaskan seluruh penumpang dan awak kecuali dua orang. Tragedi ini menjadi salah satu kecelakaan udara paling mematikan yang pernah terjadi di Korea Selatan.

Seorang sumber pemerintah yang juga terlibat dalam penyelidikan mengatakan, tidak ditemukan kerusakan signifikan pada mesin sebelum tabrakan dengan burung terjadi.

Dalam pengarahan Sabtu lalu kepada keluarga korban, penyelidik menyampaikan bahwa mesin kanan mengalami kerusakan lebih parah akibat tabrakan burung. Namun, terdapat bukti tidak langsung bahwa mesin kiri, yang lebih ringan kerusakannya, justru yang dimatikan oleh pilot.

Informasi ini juga telah dilaporkan oleh media lokal seperti MBN dan Yonhap selama akhir pekan.

Hingga saat ini, Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korea Selatan (ARAIB) belum memberikan tanggapan resmi. Boeing dan produsen mesin CFM International, joint venture antara GE dan Safran (Prancis), juga belum merespons permintaan komentar.

Jeju Air menyatakan akan terus bekerja sama penuh dengan penyelidikan ARAIB dan menunggu hasil resmi.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

ARAIB semula berencana merilis informasi terbaru kepada publik, namun dibatalkan setelah mendapat penolakan dari keluarga korban. Pengacara keluarga menyebut rilis tersebut terkesan menyalahkan pilot tanpa mempertimbangkan faktor lain yang mungkin berkontribusi.

“Pesawat tidak hanya menabrak burung, tapi juga tanggul berisi peralatan navigasi di ujung landasan. Itu menyebabkan kebakaran dan ledakan sebagian,” ungkap perwakilan keluarga korban.

0 Komentar