PAKAR telematika Roy Suryo menyesalkan keputusan eks Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Sofian Effendi yang mencabut pernyataannya soal dugaan ijazah palsu presiden ke-7 Joko Widodo. Mulanya Sofian mendeklarasikan keraguannya akan keaslian ijazah S1 Jokowi.
“Perubahan sangat mendadak dari sikap Profesor Sofian Effendi yang sebelumnya sudah mau jujur dan terbuka membongkar hal kasus ijazah palsu yang sempat disebutnya ‘skandal besar’ ini memang disayangkan,” kata Roy dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Roy kemudian menyinggung kemunculan Soffian Effendi dalam kanal YouTube Langkah Update tepatnya di video berjudul Mantan Rektor UGM Buka-bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007! ljazah Jokowi & Kampus UGM! yang diunggah pada Rabu, 16 Juli 2025.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Dalam video yang kini telah dihapus itu, Roy menilai Sofian menunjukkan gestur seseorang yang tegas dan jujur dalam berpendapat. Menurut Roy, gestur itu tidak muncul dalam pernyataan terbaru Soffian Effendi yang mempercayai keaslian ijazah Jokowi.
“Meski tentu ada sebagian masyarakat masih kecewa dengan berubahnya 180 derajat sikap sang profesor, namun setelah melihat sendiri bagaimana posisi dan situasi yang dialami beliau saat membacakan surat pernyataan itu, kami akan sangat bisa memahaminya,” kata Roy.
Ia mengatakan bahwa selembar kertas yang dibaca oleh Soffian Effendi tidak lebih bermakna dari gerak tubuh pria berusia 80 tahun itu yang terekam kamera. Ia kemudian menganalogikan itu dengan sebuah adegan dalam film ‘Pengkhianatan G30S-PKI’ karya Arifin C. Noer pada tahun 1984.
“Terutama saat adegan para jenderal (dipaksa) menandatangani “Surat Pernyataan Pengakuan adanya Dewan Jenderal” di Lubang Buaya sesaat sebelum eksekusi dilaksanakan,” ucap dia.
Roy menduga mantan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) itu mendapat ancaman sehingga menarik ucapannya.
Adapun Roy Suryo merupakan satu dari lima orang yang dilaporkan oleh Jokowi ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025. Jokowi melaporkan Roy Suryo dan kawan-kawan dengan dugaan pencemaran nama baik dan fitnah karena menuding mantan Gubernur Solo itu memiliki ijazah palsu.
Sebelumnya Sofian Effendi memberi klarifikasi dan mencabut pernyataannya soal ijazah Jokowi. “Saya menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas.