DALAM rangka memperingati Hari Jadi ke-598 Kota Cirebon, Kelurahan Pekalipan menggelar Festival Kepatihan 2025 pada Sabtu (19/7/2025). Acara budaya ini menjadi momen penting untuk mengangkat kembali nilai-nilai sejarah dan tradisi lokal yang lekat dengan identitas Cirebon.
Beragam kegiatan tradisional mengisi festival ini, seperti tawasulan, lomba tumpeng bogana yang sarat nilai kearifan lokal, hingga kirab budaya menuju Makam Syekh Maulana Maghribi yang merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Cirebon.
Festival Kepatihan juga menampilkan Kirab Agung, pawai budaya yang melibatkan seluruh RW di Kelurahan Pekalipan. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya sekaligus penguatan identitas kawasan Jalan Kepatihan.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Patih Kesultanan Kanoman, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, menyebut Kirab Agung merupakan bentuk revitalisasi budaya yang pernah hidup di kawasan tersebut. Ia menegaskan bahwa Jalan Kepatihan dulunya merupakan permukiman para patih Kesultanan Kanoman.
“Kirab Agung Festival Kepatihan 2025 adalah upaya menghidupkan kembali kultur Jalan Kepatihan, sebagai kawasan bersejarah yang sangat penting dalam tradisi Kesultanan Cirebon,” ungkap Patih Qodiran.
Menurutnya, antusiasme warga menjadi bukti bahwa budaya Cirebon masih memiliki daya hidup yang kuat dan mampu menyatukan masyarakat lintas generasi.
Salah satu ikon paling mencolok dalam acara ini adalah kehadiran Kereta Paksi Naga Liman, kendaraan simbolik yang hanya digunakan oleh Sultan dan Patih. Kereta tersebut memiliki makna filosofis mendalam karena memadukan tiga unsur kekuatan alam: Paksi (burung – udara), Naga (laut – air), dan Liman (gajah – daratan).
“Simbol ini merepresentasikan kekuatan semesta dan menunjukkan bahwa Cirebon adalah pusat budaya yang kaya akan filosofi,” terang Patih Qodiran.
Lurah Pekalipan, Mimin Minarsih, menjelaskan bahwa Festival Kepatihan 2025 sengaja digelar bersamaan dengan Hari Jadi ke-598 Kota Cirebon agar semakin meriah dan berdampak luas. Ia juga mengaku terkejut dengan tingginya partisipasi masyarakat.
“Target kami awalnya hanya 1.500 peserta, tapi ternyata lebih dari 2.000 warga ikut memeriahkan Kirab Agung,” ungkap Mimin.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Ia menambahkan, puncak Festival Kepatihan akan berlangsung pada malam hari melalui pertunjukan seni budaya serta pengumuman pemenang berbagai lomba yang telah digelar sebelumnya.