LEMBAGA Keuangan Pembangunan asal Amerika Serikat (AS), US International Development Finance Corporation (DFC), bakal menggandeng Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk menjajaki kemungkinan investasi di Negeri Paman Sam.
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang pejabat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Menurutnya, untuk menindaklanjuti rencana investasi ini, CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah beberapa kali bertemu dengan perwakilan DFC.
“Amerika rencanakan kerja sama dengan Danantara. Amerika tuh ada namanya DFC, di sana. Semacam lembaga keuangan kayak Danantara di kita. Kerja sama kayak apa?” ujarnya di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Namun demikian, ia mengaku belum bisa menjelaskan lebih lanjut kerja sama dalam bidang apa atau rencana investasi apa yang tengah dikaji oleh kedua lembaga investasi tersebut.
“Maksudnya tadi kan beberapa investasi kan sedang dibicarakan antara Danantara dengan DFC. Itu yang kita nggak tahu lagi (kelanjutan) proses. Yang proses bukan di tempat kita, Pak Rosan sendiri selaku CEO-nya Dantara sudah sering rapat dengan DFC,” imbuh dia.
Menurutnya, alasan DFC menggandeng Danantara untuk menanamkan investasi di Amerika Serikat datang dari upaya pemerintah yang sampai saat ini terus bernegosiasi dengan Gedung Putih untuk dapat memproleh tarif resiprokal yang lebih rendah, dari yang saat ini ditetapkan sebesar 19 persen.
Dalam negosiasi tersebut, tim negosiator Indonesia mengatakan, selain memiliki niat yang kuat, Indonesia, utamanya Danantara punya modal besar untuk merealisasikan investasi di Amerika Serikat.
“Bahkan, ada satu perusahaan, sebutlah namanya Indorama misalkan, itu di Lousiana, dia investasi blue ammonia, 2 billion US dollar. Bahkan, sebelumnya dia membuat pabrik-pabrik kayak polypropylene dan sebagainya itu kalau nggak salah di 18 negara bagian di Amerika. Jadi, kita ceritain gitu, ke Secretary of Commerce sama USTR,” jelas sumber tersebut.