PEMERINTAH mengekelaim belum menandatangani kesepakatan resmi terkait rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing dari Amerika Serikat (AS).
Meskipun rencana ini masuk dalam bagian negosiasi tarif resiprokal antara Indonesia dan AS, dengan hasil penurunan tarif menjadi 19 persen, sejumlah poin dalam nota kesepahaman (MoU) untuk pengadaan pesawat bagi Garuda Indonesia tersebut masih perlu dievaluasi lebih lanjut.
Alasan utamanya, kontrak pembelian pesawat oleh Garuda Indonesia sebelumnya pernah menimbulkan persoalan.”Masih akan diskusi lagi. Karena pengalaman kan Garuda kemarin, ada permasalahan waktu di kontrak yang dulu dan sebagainya,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Susi menjelaskan bahwa sejauh ini, kesepakatan yang telah ditandatangani oleh pihak AS baru mencakup pembelian produk energi senilai 15 miliar dolar AS serta produk pertanian sebesar 4,5 miliar dolar AS.
Ia juga menekankan bahwa pembelian tersebut tidak melibatkan anggaran pemerintah, melainkan dilakukan melalui skema business-to-business (B2B).
“Jangan dipikir 34 bilion itu pemerintah mengorbankan duit rakyat, 34 bilion itu enggak. Yang sektor pertanian dari swasta,”* jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah menyampaikan akan memberikan tawaran 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,87 triliun (kurs Rp16.202 per dolar AS) untuk memuluskan negosiasi dagang dengan pemerintah Donald Trump.
Ini termasuk impor komoditas energi dan agrikultur dari AS untuk mengurangi surplus perdagangan dengan Negeri Paman Sam yang masih sebesar 19 miliar dolar AS, hingga investasi perusahaan-perusahaan pelat merah di bawah Danantara ke AS
Pada Rabu (16/7/2025) lalu, Dondald Trump resmi mengumumkan bahwa tarif untuk resiprokal untuk Indonesia telah disepakati untuk diturunkan dari 32 persen menjadi 19 persen. Salah satu syarat dalam kesepakatan tersebut adalah pembelian 50 unit pesawat Boeing oleh Indonesia.
Terkait hal ini Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa pembelian Boeing adalah bagian dari komitmennya untuk memperkuat Garuda Indonesia, termasuk dalam hal pengadaan armada baru.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
“Ya, memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flag carrier nasional. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita. Jadi Garuda harus menjadi lambang Indonesia,” ucap Prabowo saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (16/7/2025).