2 Langkah Awal Dedi Mulyadi Terkait Kasus Bunuh Diri Pelajar di Garut

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Foto: IST)
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Foto: IST)
0 Komentar

GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan telah mengambil dua langkah awal dalam merespons kasus bunuh diri seorang pelajar di Garut. Langkah itu bertujuan untuk mengetahui penyebab kasus tersebut.

“Kasus bunuh diri anak pelajar di Garut tidak sesederhana yang kita kira,” ujar Dedi dalam akun instagram pribadinya dikutip Jumat, 18 Juli 2025.

Langkah pertama yang dilakukan, kata dia, adalah menonaktifkan kepala sekolah tempat siswa tersebut belajar. Tujuannya untuk mempermudah proses investigasi secara menyeluruh tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.

“Kepseknya dinonaktifkan dulu untuk memudahkan investigasi,” ujarnya.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Kedua, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membentuk tim investigasi gabungan yang terdiri dari unsur Inspektorat Provinsi Jawa Barat, Badan Kepegawaian Daerah, unsur kepolisian, hingga kalangan psikolog. Tim ini akan bekerja untuk mengungkap seluruh aspek yang melatarbelakangi tindakan bunuh diri tersebut, termasuk kemungkinan faktor tekanan dari lingkungan sekolah maupun aspek personal lainnya.

“Kami ingin mengungkap seluruh problematika yang terjadi, sehingga bisa diambil solusi yang ke depan lebih tepat,” kata Dedi.

Ia mengajak publik untuk mendukung langkah-langkah investigasi yang tengah dilakukan pemerintah daerah. “Mohon dukungannya, semoga langkah kami bisa menjawab seluruh kegelisahan publik,” ucapnya.

Sebelumnya, seorang siswa kelas X SMA Negeri di Garut mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumahnya, Senin, 14 Juli 2025. Kejadian itu kemudian ramai dan menjadi perbincangan di media sosial karena diduga siswa itu adalah korban perundungan di sekolah.

Kepolisian Resor Garut sudah melakukan olah tempat kejadian perkara. Namun, mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan dan lebih mengarah dugaan bunuh diri dengan cara gantung diri.

Catatan: Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri di Indonesia, bisa menghubungi Yayasan Pulih (021) 78842580

0 Komentar