Ini merupakan penurunan yang lebih signifikan dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,4 persen (yoy). Perkembangan ini disebabkan oleh pertumbuhan ULN lembaga keuangan yang melambat dari 2,8 persen menjadi 1,2 persen pada Mei 2025.
Selain itu, ULN untuk perusahaan non-lembaga keuangan juga mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,4 persen (yoy), lebih besar dari kontraksi 1,2 persen (yoy) yang terjadi pada bulan April 2025.
Utang Luar Negeri Sektor Swasta
Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri (ULN) swasta yang terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian. Sektor-sektor ini menyumbang pangsa hingga 80,2 persen dari total ULN swasta.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Selain itu, utang jangka panjang mendominasi ULN swasta dengan pangsa mencapai 76,5 persen. Struktur ULN di Indonesia tetap sehat, yang didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Hal ini terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil di angka 30,6 persen dan didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa 84,6 persen dari total ULN.
Untuk menjaga kesehatan struktur ULN, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan utang luar negeri. Peran ULN akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Upaya ini dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. Data lengkap tentang ULN Indonesia yang terbaru serta metadata dapat ditemukan dalam publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi Juli 2025 di situs web Bank Indonesia. Publikasi ini juga tersedia di situs web Kementerian Keuangan.