Temuan Baru Kecelakaan Air India Flight 171 di India, Diduga Adanya Tindakan Mematikan Pasokan Bahan Bakar

Tim penyelidik terlihat bekerja di lokasi kecelakaan pesawat Air India pada Sabtu (14/6/2025), menyusul inside
Tim penyelidik terlihat bekerja di lokasi kecelakaan pesawat Air India pada Sabtu (14/6/2025), menyusul insiden tragis yang menewaskan sedikitnya 270 orang. (Tangkapan Layar Video Reuters/ANI)
0 Komentar

TEMUAN terbaru terkait kecelakaan Air India Flight 171 yang jatuh di Ahmedabad, India, menuai kekhawatiran dari pakar penerbangan. Salah satu sorotan utama adalah rekaman suara kokpit yang menunjukkan kemungkinan adanya tindakan mematikan pasokan bahan bakar sesaat setelah lepas landas.

Menurut laporan awal investigasi, kedua sakelar pengontrol bahan bakar pesawat Boeing 787-8 itu berpindah ke posisi “cut-off” hanya dalam hitungan detik setelah pesawat mengudara.

Sakelar tersebut kemudian dikembalikan ke posisi normal, yang memicu pengaktifan ulang mesin secara otomatis. Saat pesawat jatuh, satu mesin mulai kembali memberikan dorongan, sementara mesin lainnya telah menyala kembali namun belum sepenuhnya pulih.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Peter Goelz, mantan Direktur Pelaksana National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, mengatakan temuan ini sangat meresahkan.

“Temuan ini amat mengganggu, bahwa seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar hanya beberapa detik setelah pesawat mengudara,” kata Goelz, dikutip BBC, Senin (14/7/2025).

Rekaman suara menunjukkan salah satu pilot bertanya kepada yang lain, “kenapa kamu mematikan sakelarnya?”, namun tidak jelas siapa yang mengatakan apa. Kedua pilot diketahui telah lolos uji kelayakan dan alkohol sebelum penerbangan.

Goelz menilai masih banyak yang belum terungkap dari rekaman kokpit tersebut.

“Ada kemungkinan isi rekaman suara kokpit lebih banyak daripada yang telah dibagikan. Hanya satu kalimat seperti ‘kenapa kamu mematikan sakelar’ tidak cukup,” ujarnya.

Ia juga menyebut pentingnya identifikasi suara yang akurat, transkrip lengkap kokpit dengan label siapa yang berbicara, dan tinjauan menyeluruh terhadap seluruh komunikasi sejak pesawat didorong keluar dari gerbang hingga saat kecelakaan terjadi. Goelz juga mendesak penggunaan kamera video di kokpit.

Goelz menanggapi, “Saya belum pernah mendengar adanya keluhan terkait sakelar ini. Tapi karena disebut dalam laporan, tentu harus ditelusuri, meski bisa jadi hanya pengalih perhatian.”

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Investigasi terhadap kecelakaan ini masih berlangsung, dengan tim gabungan dari India, Boeing, General Electric, dan sejumlah pakar internasional lainnya.

Para penyelidik menjelaskan bahwa sakelar bahan bakar jenis lever-lock ini dirancang untuk mencegah aktivasi tidak sengaja. sakelar ini harus diangkat terlebih dahulu untuk dibuka sebelum dipindahkan, sebuah fitur keamanan yang sudah digunakan sejak 1950-an. Sakelar ini dirancang dengan standar tinggi dan sangat dapat diandalkan. Pelindung tambahan juga disediakan untuk mencegah benturan tak disengaja.

0 Komentar