Renjana Karya: Ketika Guru Berkarya dari Keresahan di Kelas

Renjana Karya
Renjana Karya
0 Komentar

GURU bukan hanya pengajar. Mereka adalah pembelajar seumur hidup, pencipta solusi, dan penjelajah makna.

Gagasan inilah yang melandasi digelarnya Renjana Karya, sebuah pameran pendidikan reflektif dari para fasilitator TK Lebah Putih, SD School of Life Lebah Putih, dan SMP Arunika, yang bertempat di SDN 01 Kalibeji, Kabupaten Semarang.

Lokasi pameran sengaja dipilih di SD ini untuk meningkatkan hubungan kerjasama ntara dua sekolah yang sudah terjalin bagus selama ini.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Sehingga para pengunjung dari kota Salatiga akan berkunjung ke Kab. Semarang dan belajar tentang sekolah mereka, demikian juga para pendidik di Kabupaten Semarang akan meningkat wawasannya dengan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan guru-guru dari Lebah Putih dan Arunika.

Sebanyak 12 projek orisinal dipamerkan—bukan hasil pelatihan singkat, melainkan buah dari keprihatinan yang tumbuh dalam praktik sehari-hari.

Para fasilitator menghadirkan karya berbasis riset kecil dan refleksi mendalam atas persoalan nyata yang mereka hadapi di ruang kelas.

Mereka bukan sekadar mendampingi anak membuat projek, tetapi menantang diri sendiri untuk menemukan masalah, mengkajinya, berdiskusi lintas jenjang, dan menciptakan solusi konkret.

Acara ini dihadiri lebih dari 75 pengunjung aktif, termasuk 42 guru dari sekolah sekitar, 2 dosen pendidikan, serta 34 siswa dan orangtua yang terlibat langsung memberikan umpan balik.

Format pameran ini memungkinkan para fasilitator mengujicobakan hasil karya mereka secara langsung kepada para pengguna sesungguhnya—siswa dan orangtua—sehingga pendekatan bottom-up problem solving dapat diuji secara riil.

Pemulihan Makna dalam Profesi GuruDi tengah beban administratif dan tekanan kurikulum, banyak guru mengalami keletihan makna.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Renjana Karya hadir sebagai ruang pemulihan. Sebuah wadah alternatif untuk bertanya ulang: mengapa aku memilih menjadi pendidik?

“Biasanya kami membimbing anak membuat projek. Kali ini kami yang membuatnya. Rasanya seperti menemukan kembali jati diri sebagai guru,” ujar kak Windi, Fasilitator Sekolah Menengah Arunika.

Melalui proses yang reflektif dan kolaboratif, para fasilitator kembali merasakan otentisitas belajar. Mereka tidak hanya menyampaikan materi, tetapi menjadi agen perubahan yang mencipta dan berbagi.

0 Komentar