Meskipun Iron Dome adalah sistem pertahanan udara Israel yang paling terkenal, namun sebenarnya sistem ini dirancang untuk melindungi terhadap proyektil jarak pendek seperti mortir dan hanya merupakan salah satu bagian dari sistem pertahanan udara “berlapis” yang digunakan negara tersebut.
Di tingkat menengah terdapat sistem pertahanan udara David’s Sling, yang dioptimalkan untuk mencegat drone dan rudal dengan jangkauan hingga 300 km. Di bagian atas adalah sistem Arrow, yang mengaktifkan rudal balistik jarak jauh sebelum kembali memasuki atmosfer.
Petugas penyelamat dan pasukan keamanan bekerja di lokasi serangan rudal langsung yang diluncurkan dari Iran di Tel Aviv, Israel, pada Ahad, 22 Juni 2025. – (AP Photo/Oded Balilty) Patut dicatat, sistem Israel didukung selama perang 12 hari dengan dua sistem pertahanan rudal THAAD berbasis darat AS dan pencegat berbasis kapal yang diluncurkan dari aset AS di Laut Merah. AS diperkirakan telah meluncurkan setidaknya 36 pencegat THAAD selama perang dengan biaya sekitar 12 juta dolar AS per waktu.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Di Israel, sebuah negara kecil yang berpenduduk hanya 9,7 juta orang, penembusan sistem pertahanan rudal yang terkenal di negara tersebut telah menjadi sebuah kejutan, dimana pihak berwenang harus mengeluarkan pemberitahuan yang memperingatkan bahwa sistem tersebut “tidak sepenuhnya kebal”.
15.000 orang yang kehilangan tempat tinggal sangat mencolok karena mereka telah didistribusikan ke akomodasi hotel di seluruh negeri dan pembatasan tempat tinggal telah dilaporkan secara bebas.
Namun ada juga kecurigaan yang berkembang di dalam negeri bahwa sasaran-sasaran militer telah diserang. Raviv Drucker dari Channel 13, salah satu jurnalis paling terkenal di Iran, mengatakan pekan lalu: “Ada banyak serangan rudal [Iran] di pangkalan-pangkalan IDF, di lokasi-lokasi strategis yang masih belum kami laporkan hingga hari ini… Hal ini menciptakan situasi di mana orang-orang tidak menyadari betapa tepat sasaran serangan Iran dan seberapa besar kerusakan yang mereka timbulkan di banyak tempat”.
Corey Scher, seorang peneliti di Oregon State University, mengatakan unitnya sedang mengerjakan penilaian lebih lengkap mengenai kerusakan rudal di Israel dan Iran, dan akan mempublikasikan temuannya dalam waktu sekitar dua minggu. Dia mengatakan data sistem radar yang mereka gunakan untuk menilai kerusakan mengukur perubahan di lingkungan yang dibangun untuk mendeteksi ledakan dan bahwa konfirmasi mutlak mengenai ledakan akan memerlukan pelaporan di lapangan di lokasi militer terkait atau gambar satelit.