Lubang-Lubang Bekas Peluru di Ubin Sejak Masa Kolonial, Tabir Sejarah Wonosobo

Meja dan kursi di restoran terbuat dari kayu jati antik yang dirawat dengan baik, menambah kesan autentik bagi
Meja dan kursi di restoran terbuat dari kayu jati antik yang dirawat dengan baik, menambah kesan autentik bagi tamu yang ingin bersantap di tempat bersejarah ini.
0 Komentar

SEAKAN bercerita, beragam ornamen yang dipajang di dinding mengisahkan bagaimana keindahan bangunan kolonial yang dipadukan dengan nuansa modern. Tak ayal, Hotel Kresna yang lokasinya berada di jantung Wonosobo ini menjadi persinggahan orang-orang terkenal.

Sebut saja sang proklamator, Ir Soekarno, yang juga bersinggah di hotel ini. Dengan tarif yang terjangkau, pengunjung akan bisa merasakan kemewahan masa lalu dan menginap di tempat yang sama dengan para pemimpin bangsa itu.

Bahkan, sekelas para tokoh penting dunia, seperti Charlie Chaplin dan Ratu Siam, pun memilih hotel ini untuk menginap. Dengan segala ornamen historis yang dipajang, setiap sudut ruangan di hotel ini seolah berbisik, menceritakan kisah-kisah yang tak terlupakan.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Hotel ini berada di Jalan Pasukan Ronggolawe. Begitu masuk ke lobi, pengunjung akan disambut dengan pintu-pintu besar dan jendela-jendela lebar yang menampilkan gaya arsitektur Belanda yang autentik.

Setiap sudut ruangan dihiasi oleh berbagai lukisan klasik dengan tema budaya Indonesia, memberikan nuansa artistik dan elegan. Terdapat sekitar 110 lukisan karya maestro lokal yang dipajang di lorong dan ruang-ruang utama hotel, memperkuat nuansa klasik dan kaya budaya.

Selain eksterior yang memukau, keunikan arsitektur Belanda juga terasa di kamar-kamar hotel yang masih menggunakan kunci kayu jati tradisional. Suhu sejuk Wonosobo membuat kamar-kamar ini tidak membutuhkan AC, dan ventilasi udara alami dari jendela besar tetap memberikan kenyamanan bagi tamu. Pengunjung dapat menikmati suasana nostalgia di kamar-kamar ini, berbeda jauh dari hotel-hotel modern lainnya yang serba digital.

Restoran dan kolam renang di hotel ini juga mempertahankan ciri khas bangunan kolonial. Lantai ubin kecil di restoran tetap dipertahankan, bahkan lubang-lubang bekas peluru yang ada di ubin sejak masa penjajahan Belanda dibiarkan sebagai jejak sejarah. Meja dan kursi di restoran terbuat dari kayu jati antik yang dirawat dengan baik, menambah kesan autentik bagi tamu yang ingin bersantap di tempat bersejarah ini.

Pihak hotel sangat menjaga keaslian bangunan ini agar tetap mempertahankan nuansa kolonial. Hotel ini tidak melakukan pemugaran besar-besaran, hanya perawatan untuk menjaga keaslian setiap elemen arsitektur Belanda yang ada.

0 Komentar