RUU yang Disebut Donald Trump, Apa Sebenarnya One Big Beautiful Bill Act?

Ketua DPR AS dari Partai Republik Mike Johnson
Ketua DPR AS dari Partai Republik Mike Johnson
0 Komentar

Dia merupakan salah satu pengkritik utama dari “One Big Beautiful Bill Act”, yang menurutnya akan berdampak negatif bagi perekonomian.

“Ini akan menghancurkan jutaan pekerjaan di AS dan menyebabkan kerugian strategis besar bagi negara kita!” ungkap CEO Tesla dan SpaceX pada Sabtu (29/6).

Elons Musk mengenakan aturan ini benar-benar gila dan merusak. Dia menambahkan bahwa RUU ini memberikan subsidi kepada industri-industri yang sudah usang sambil menghancurkan industri-industri masa depan.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Dalam laporan yang dirilis oleh CBS News, Musk memperingatkan bahwa pengesahan One Big Beautiful Bill Act akan menjadi “bunuh diri politik bagi Partai Republik”.

Pernyataan ini menyoroti kembali konflik yang terjadi antara Musk, yang pernah menjabat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), dengan pemerintahan baru yang kini dipimpin oleh Trump.

Penolakan Musk terhadap RUU tersebut sebagian besar disebabkan oleh besarnya anggaran yang diusulkan, di mana ia menyebut tingkat belanja pemerintah yang tercantum dalam RUU tersebut sebagai “gila” dan mengkritik kenaikan plafon utang negara yang mencapai USD 5 triliun.

Meski begitu, kritik yang dilontarkan Musk tidak bisa dipisahkan dari dampak langsung yang mungkin ditimbulkan oleh kebijakan ini terhadap bisnisnya. Tesla, sebagai produsen mobil listrik dan penyedia solusi energi terbarukan, sangat bergantung pada insentif dari pemerintah.

Menurut analisis yang dilakukan oleh JPMorgan Chase, jika kredit pajak kendaraan listrik dihapus dalam RUU ini, Tesla dapat mengalami kerugian hingga USD 1,2 miliar. Dalam laporan tahunan yang diajukan awal tahun ini, perusahaan mengakui bahwa penghentian program-program tersebut “dapat merugikan bisnis kami karena ‘membuat produk kami menjadi kurang kompetitif di mata konsumen’.”

0 Komentar