LAPORAN mengejutkan dari Pelapor Khusus Francesca Albanese menyebut lusinan perusahaan raksasa dunia, termasuk BP dan Chevron, ikut ‘mengipasi’ genosida di Palestina.
Siapa sangka, perusahaan yang gasnya kita hirup di kilang LNG Tangguh Papua, ternyata ikut terseret dalam drama kemanusiaan paling brutal abad ini.
Dari Jenewa, Swiss, Kamis (3/7/2025), dunia seolah mendadak geger. Francesca Albanese, Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Wilayah Pendudukan Palestina, meluncurkan laporan yang isinya benar-benar bikin mata terbelalak. Tak tanggung-tanggung, Albanese menyebut 48 perusahaan kakap yang diduga kuat terlibat dalam apa yang ia sebut sebagai genosida Israel di Gaza. Ini bukan sembarang tuduhan, ini hasil investigasi yang akan dipresentasikan di Jenewa.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Siapa saja ‘pemain’ yang namanya masuk daftar hitam PBB ini? Jangan kaget. Di barisan terdepan, ada nama-nama yang kita kenal sehari-hari: Microsoft, Alphabet Inc. (perusahaan induk Google), dan Amazon. Ketiganya, menurut Albanese, disinyalir turut mendukung operasi militer Israel yang terang-terangan melanggar hukum internasional.
“Pendudukan abadi Israel telah menjadi ladang uji coba ideal bagi para produsen senjata dan perusahaan teknologi besar, dengan permintaan tinggi, minim pengawasan, dan tanpa akuntabilitas,” tulis laporan PBB itu, seperti dikutip Al Jazeera.
Sebuah kalimat yang menohok, menggambarkan betapa leluasanya para korporasi itu ‘bermain’ di atas penderitaan rakyat Palestina.
Menurut Albanese, perusahaan-perusahaan ini sudah melampaui batas. Mereka tak lagi sekadar terlibat dalam pendudukan, tapi kini telah menjadi bagian dari ‘ekonomi genosida’. Sebuah frasa yang bikin bulu kuduk merinding.
Nah, dari deretan nama-nama itu, ada dua raksasa energi yang cukup menarik perhatian: BP dan Chevron. Kedua nama ini tentu tak asing di telinga kita, apalagi di Indonesia.
Laporan PBB itu membeberkan, Israel adalah negara yang sangat boros energi. Sebagian besar kebutuhan energinya dipasok dari impor bahan bakar dan batu bara. Dan ironisnya, Israel membangun infrastruktur energi terpadu yang melayani baik wilayah Israel maupun Palestina yang diduduki.
Lantas, apa peran BP, si perusahaan asal Inggris ini? Ternyata, BP memperluas cengkeramannya dalam ekonomi Israel. Bahkan, pada Maret 2025 lalu, lisensi eksplorasi minyak dan gasnya sudah dikonfirmasi. Artinya, BP kini bisa mengeksplorasi wilayah laut Palestina yang, sialnya, secara ilegal dieksploitasi oleh Israel. Jadi, secara tak langsung, BP ikut ‘meramaikan’ penderitaan di sana.