Ketika USS Vincennes Menembak Jatuh Pesawat Komersial Iran Air 665

Puing-puing Iran Air 655 (IRNA Library)
Puing-puing Iran Air 655 (IRNA Library)
0 Komentar

Penerbangan 665 menggunakan pesawat Airbus A300 yang berukuran besar dan berbadan lebar. Sementara itu, pesawat tempur F-14 berukuran lebih kecil dan ramping. Dari segi kecepatan, keduanya pun berbeda–Airbus A300 tentu lebih lambat dibanding F-14.

Dengan beberapa perbedaan mencolok itu, kesalahan menembak seharusnya tidak terjadi. Tentara AS yang kompeten semestinya mampu membedakan keduanya dengan informasi yang ada di radar, apalagi USS Vincennes terbilang kapal perang canggih.

Karenanya, wajar jika muncul pertanyaan: bagaimana mungkin militer AS salah menembak?

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Pentagon awalnya tidak mengakui kalau militernya menembak pesawat sipil dan ngotot sasarannya adalah pesawat F-14. Namun, pentagon kemudian meralat dan mengakui bahwa militernya menembak Iran Air 665.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip Washington Post, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata sekaligus Presiden AS Ronald Reagan (1981-1989) menyampaikan duka cita dan bela sungkawa atas tragedi itu. Namun, dia enggan untuk meminta maaf secara terbuka. Bahkan, Reagan sempat menyampaikan pernyataan yang jadi blunder dan membuat AS terlihat bodoh.

Reagan menyebut bahwa tindakan USS Vincennes adalah tindakan defensif yang tepat. Sebab, pasukannya menganggap keberadaan pesawat itu sebagai ancaman. USS Vincennes berdalih bahwa kapten telah mengontak Iran Air 665 melalui transmisi radio militer, tapi tidak kunjung dijawab. Akibatnya, mereka terpaksa menembaknya demi keamanan.

Meski begitu, menurut Greg Ryan dalam US Foreign Policy Towards China, Cuba, and Iran (2018), hal itu hanya bualan semata. Pasalnya, pesawat sipil tidak menggunakan transmisi radio miiter untuk berkomunikasi.

Lebih konyolnya lagi, AS tidak mau disalahkan sendirian atas kasus ini. Meski sudah jelas bahwa peluru datang dari kapal perang AS, Paman Sam justru menyalahkan Iran atas kejadian ini.

Wakil Presiden AS George H.W. Bush juga terang-terangan menyebut bahwa Iran adalah negara yang paling bertanggung jawab atas insiden ini. Penelope Kinch dalam buku The USA-Iran Relationship (2016) menyebut AS memandang kejadian ini disebabkan oleh tingkah laku Iran yang terus berperang melawan Irak. Oleh karena itu, AS menempatkan militernya di perairan Hormuz danpenembakan itu terjadi sebagai respons terhadap Iran yang selalu mengobarkan perlawanan. Jadi, menurut Bush, militer AS tidak salah melakukan itu.

0 Komentar