TRAGEDI tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Kamis dini hari (3/7) menjadi sorotan nasional. Tim SAR gabungan pun terus berupaya mencari keberadaan korban lainnya.
Sementara di ruang tunggu Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi, ratusan keluarga penumpang kapal terus bertahan. Mereka menanti kabar keluarganya ditemukan dengan harap-harap cemas.
Salah satunya Yatini, 60 tahun. Warga Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi itu datang sesaat setelah mendengar kabar bahwa kapal yang ditumpangi suaminya, Fauzey bin Awang, 55 tahun, tenggelam.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Yatini mengungkapkan bahwa suaminya adalah warga negara asing (WNA) asal Malaysia. Saat peristiwa tragis tersebut terjadi, Fauzey hendak kembali ke Negeri Jiran melalui Bandara Ngurah Rai, Bali.
“Suami saya sebagai penumpang travel, (berangkat) dari rumah sekitar jam 21.00 WITA. Saya tau kabarnya kemarin pagi, setelah itu saya coba hubungi, tetapi tidak bisa,” tutur Yatini, dikutip dari Radar Banyuwangi, Jumat (4/7).
Yatini kemudian datang ke ruang tunggu Pelabuhan ASDP Ketapang untuk mencari informasi keberadaan sang suami. Namun, ia sempat terkejut karena nama suaminya tidak masuk dalam daftar manifest penumpang.
Meski nama suami tak tercatat, Yatini menegaskan bahwa mobil travel bernopol DK 7994 yang ditumpangi suaminya, tercatat dalam muatan KMP Tunu Pratama Jaya.
“Saya pastikan plat nomor travelnya benar, sopir travel juga terdata (ada di manifest penumpang). Sekarang saya menunggu kepastian keadaan suami saya,” imbuhnya dengan mata berkaca-kaca.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit mengatakan bahwa berdasarkan data manifest yang diterima, mayoritas penumpang berasal dari Banyuwangi dan daerah sekitar
“Kalau dari data manifest itu tidak ada, ada satu yang memang domisili Jakarta, tetapi tidak ada konfirmasi bahwa mereka warga negara dari malaysia, tetapi kami masih pendalaman kembali,” tutur Nanang.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Untuk operasi pencarian korban, lanjut Nanang, Tim SAR gabungan fokus mencari korban dari data manifest. Tim SAR juga akan melakukan pendalaman terhadap korban-korban yang selamat.
“Kami akan lakukan pendalaman dari penumpang yang selamat. Apakah ada keluarga yang ikut dan tidak tercantum di manifest, berapa jumlah yang ada di kapal tersebut, itu yang akan kita cari,” tukas Nanang