Sri Mulyani: Hadirnya Danantara Harus Mampu Jadi Katalis, Dorong Investasi Nasional

Menkeu Sri Mulyani (ig/smindrawati)
Menkeu Sri Mulyani (ig/smindrawati)
0 Komentar

MENTERI Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengingatkan peran strategis Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam mendorong peningkatan investasi nasional.

Menurut Sri Mulyani, kehadiran Danantara sebagai badan pengelola investasi milik negara (state-owned) harus mampu menjadi katalis, bukan malah menyingkirkan peran swasta.

“Peranan Danantara akan sangat menentukan apakah investasi kita meningkat, karena Danantara itu state-owned. Kalau dominan tanpa bisa attract (investor), maka yang terjadi crowding out,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis (3/6/2025).

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Sebaliknya, lanjut dia, apabila Danantara mampu menarik partisipasi lebih banyak investor swasta maka lembaga tersebut dapat memainkan peran strategis sebagai katalis pertumbuhan ekonomi.

“Kalau investasi Danantara mampu attract swasta maka Danantara bisa menjadi katalis. Jadi, ini adalah sesuatu yang perlu terus disampaikan. Kami telah berkomunikasi terus dengan tim Danantara,” jelasnya.

Sebagai informasi, crowding out merupakan istilah yang menggambarkan kondisi ketika investasi pemerintah yang besar justru mengurangi partisipasi sektor swasta dalam investasi.

Peringatan ini disampaikan di tengah lemahnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal I 2025 yang hanya tumbuh 2,1 persen secara tahunan (yoy).

Meski ekonomi nasional masih mampu tumbuh sebesar 4,87 persen (yoy) pada kuartal I 2025 di tengah ketidakpastian global, Menkeu menilai lemahnya pertumbuhan investasi merupakan sinyal yang perlu diwaspadai.

“Kalau kita ingin ekonomi tumbuh 5 persen, biasanya investasi juga harus tumbuh sekitar 5 persen, karena investasi menjelaskan 28 persen dari PDB kita,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp8.297,8 triliun untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen pada 2026.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

“Berdasarkan exercise yang dilakukan oleh Bappenas untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen pada tahun 2026, total investasi yang dibutuhkan diperkirakan sebesar Rp8.297,8 triliun,” ujarnya,

Mengacu total kebutuhan investasi tersebut, investasi swasta yang dibutuhkan sebesar Rp7.467,1 triliun atau 89,99 persen, investasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp480,8 triliun atau 5,79 persen, dan investasi pemerintah Rp349,91 triliun atau 4,22 persen.

0 Komentar