Sri Mulyani: Deflasi Awal 2025 Bukan Karena Daya Beli Turun, Adanya Kebijakan Diskon Tarif Listrik

Menkeu Sri Mulyani (ig/smindrawati)
Menkeu Sri Mulyani (ig/smindrawati)
0 Komentar

MENTERI Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan, deflasi yang terjadi pada awal 2025, bukan karena daya beli turun. Namun adanya kebijakan pemerintah yang mendiskon tarif listrik.

“Tadi, diskon listrik yang diberikan, sehingga administrator price yang mengalami penurunan karena ada diskon listrik menyebabkan deflasi. Jadi deflasi pada Februari bukan karena daya beli turun, tapi karena adanya diskon listrik. Ini sering interprestasi kalau diskon diidentikkan dengan daya beli menurun,” ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis malam (3/7/2025).

Dia mengatakan, konsumsi listrik masyarakat, mengalami kenaikan cukup signifikan di kuartal I-2025, yaitu 17,7 persen secara triwulanan (quarter to quarter/qtq). Selain itu, sektor manufaktur pada Januari hingga Maret juga melonjak pada awal tahun.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Kemudian, dia menyebut ekspor masih relatif bagus dan indeks penjualan retail masih menunjukan tren meningkat di kisaran 5,5 persen.

Sri Mulyani menyebut, konsumsi rumah tangga masih terjaga di level 4,9 persen selama kuartal I-2025, sehingga mampu mendorong perekonomian mendekati 5 persen.

“Growth masih bisa dipertahankan dekat 5 persen, 4,8 persen di tengah agregat demand konsumsi rumah tangga untuk konsumsi rumah tangga masih tumbuh di 4,9 persen,” ucapnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya deflasi selama dua bulan berturut-turut, yakni Januari 2025, sebesar 0,76 persen (month to month/mtm), dan Februari 2025 mencapai 0,48 persen (mtm). Kedua fenomena itu bisa bermakna positif yakni harga turun. Tap bisa pula negatif yakni daya beli melemah.

Kali ini, Sri Mulyani menilai, deflasi yang terjadi di Januari dan Februari 2025, merupakan penurunan harga barang dampak dari kebijakan pemerintah (policy). Misalnya, diskon tarif listrik hingga 50 persen pada Februari 2025. “Turun (deflasi) itu karena policy, bukan karena permintaanya tidak ada,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Kebijakan pemerintah memberikan mendiskon tarif listrik sebesar 50 persen, kata Sri Mulyani, sangat membantu dan meringankan beban masyarakat. Sehingga menekan pengeluaran masyarakat dan mendorong terjadinya deflasi.

Selain itu, lanjut Sri Mulyani, pemerintah menetapkan kebijakan diskon tiket pesawat hingga tarif tol, bertujuan untuk menunjang mobilitas masyarakat di momen Lebaran tahun ini.

0 Komentar