RUSIA menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui kekuasaan Taliban. Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi menyebutnya sebagai keputusan yang ‘berani’.
Ia bertemu dengan duta besar Rusia untuk Afghanistan, Dmitry Zhirnov, di Kabul pada Kamis. Dalam pertemuan tersebut, Zhirnov secara resmi menyampaikan keputusan pemerintahnya untuk mengakui Emirat Islam Afghanistan.
“Ini adalah fase baru hubungan positif, saling menghormati, dan keterlibatan konstruktif, perubahan ini akan menjadi contoh bagi negara-negara lain,” ujar Mutaqqi dilansir BBC, Jumat.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Taliban telah berupaya mendapatkan pengakuan dan investasi internasional sejak mereka kembali berkuasa pada Agustus 2021, meskipun ada laporan tentang meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia.
“Kami yakin bahwa tindakan pengakuan resmi terhadap pemerintah Emirat Islam Afghanistan akan memberikan dorongan bagi pengembangan kerja sama bilateral yang produktif antara kedua negara,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Rusia telah melihat potensi kerja sama dengan Afghanistan baik di bidang energi, transportasi, pertanian, dan infrastruktur. Rusia juga akan terus membantu Kabul untuk memerangi ancaman terorisme dan perdagangan narkoba.
Rusia adalah salah satu dari sedikit negara yang tidak menutup kedutaan besarnya di Afghanistan pada 2021. Moskow mengatakan di Telegram bahwa memperluas dialog dengan Kabul sangat penting dalam hal keamanan regional dan pembangunan ekonomi.
Rusia juga yang pertama menandatangani kesepakatan ekonomi internasional dengan Taliban pada 2022. Mereka setuju untuk memasok minyak, gas, dan gandum ke Afghanistan.
Rusia telah menghapus Taliban dari daftar organisasi teroris pada bulan April tahun ini dengan tujuan untuk membuka jalan bagi pembentukan kemitraan penuh. Demikian menurut kementerian luar negeri Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyebut Taliban sebagai ‘sekutu; dalam memerangi terorisme pada bulan Juli tahun lalu, dengan perwakilan yang melakukan perjalanan ke Moskow untuk melakukan pembicaraan paling cepat pada tahun 2018.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Kedua negara memiliki sejarah yang kompleks. Uni Soviet (sekarang Rusia) menginvasi Afghanistan pada 1979 dan berperang selama sembilan tahun yang mengakibatkan 15.000 personel tewas.
Keputusan untuk membentuk pemerintahan yang didukung Uni Soviet di Kabul mengubah Soviet menjadi negara paria internasional, dan mereka akhirnya menarik diri dari Afganistan pada Februari 1989.