Pentagon: Program Nuklir Iran Alami Kemunduran hingga 2 Tahun

Pentagon: Program Nuklir Iran Alami Kemunduran hingga 2 Tahun
Pentagon. (Wikimedia Commons/mariordo59)
0 Komentar

DEPARTEMEN Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon, mengeklaim serangan udara yang dilakukan AS kepada Iran pada 22 Juni 2025 lalu, telah membuat program nuklir Iran mengalami kemunduran hingga dua tahun. Pemerintah AS menilai hal ini menunjukkan operasi militer yang dilakukannya telah mencapai tujuan.

“Kami telah menurunkan program mereka satu hingga dua tahun, setidakya penilaian intelijen di dalam Departemen (Pertahanan) menilai hal itu,” kata Juru Bicara Pentagon, Sean Parnell, dilansir melalui Reuters pada Jumat (4/7/2025).

Meskipun demikian, Parnell tak memberikan bukti pendukung terkait kemunduran program nuklir akibat serangan tersebut.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Dia hanya mengatakan bahwa Intelijen AS mengawasi secara ketat dampak dari serangan tersebut terhadap program nuklir setelah Presiden AS, Donald Trump, menyatakan telah menghancurkannya. Setelah diamati, kata Parnell, lokasi itu telah sepenuhnya dimusnahkan.

“Semua informasi intelijen yang kami lihat telah membuat kami percaya bahwa fasilitas-fasilitas Iran khususnya, telah dihancurkan sepenuhnya,” kata Parnell.

Sebagaimana diketahui, pesawat pengebom militer AS melakukan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran menggunakan lebih dari selusin bom penghancur bunker seberat 30.000 pon (13.600 kg), dan lebih dari dua lusin rudal jelajah serang darat Tomahawk.

Namun, beberapa ahli juga menyebut bahwa Iran kemungkinan telah memindahkan persediaan uranium dari lokasi Fordow sebelum serangan dari AS. Meski begitu, menurut Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, serangan terhadap situs nuklir Fordow disebut memang menyebabkan kerusakan parah.

“Tidak seorang pun tahu persis apa yang terjadi di Fordow. Meski begitu, yang kami ketahui sejauh ini adalah fasilitas-fasilitas tersebut telah rusak parah dan parah,” kata Araqchi dalam wawancara yang disiarkan oleh CBS News.

0 Komentar