KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemlu) RI bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Antananarivo memastikan akan melakukan pendampingan intensif terhadap sembilan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang menjadi korban tenggelamnya kapal MV Serdal di perairan Seychelles, termasuk membantu penerbitan dokumen-dokumen yang hilang dalam insiden tersebut.
“Kemlu dan KBRI Antananarivo akan terus memberikan pendampingan kepada para WNI, termasuk membantu penerbitan dokumen yang hilang,” ujar Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, dalam keterangannya pada Senin (2/5/2025).
Berdasarkan informasi dari otoritas setempat, Judha menjelaskan, Kapal MV Serdal yang berbendera Komoro dilaporkan mengalami kecelakaan laut pada 29 Mei 2025 pukul 09.00 waktu setempat. Kapal itu disebut terbalik akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi saat sedang melakukan transit logistik menuju Kepulauan Komoro.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Menurut dia, kapal tersebut mengangkut total 11 awak yang di mana sembilan di antaranya merupakan WNI dan dua lainnya warga Nepal. Adapun saat ini, satu ABK WNI berinisial MB dinyatakan meninggal dunia dan jenazahnya sedang dalam proses otopsi sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Seychelles. Sementara itu, 10 awak kapal lainnya berhasil diselamatkan.
“Tiga korban selamat saat ini masih menjalani rawat jalan,” ujar Judha.
Lebih jauh, Judha menyebut bahwa KBRI Antananarivo juga mendapatkan informasi bahwa perusahaan kapal akan bertanggung jawab penuh menyelesaikan permasalahan ini. Kemlu, kata dia, juga akan melakukan monitor proses investigasi yang dilakukan oleh otoritas Seychelles.
“Kemlu dan KBRI juga akan terus memonitor proses investigasi yang dilakukan Otoritas Seychelles untuk mengungkap penyebab pasti tenggelamnya kapal MV Serdal,” tutupnya.