Paetongtarn Shinawatra merupakan keturunan dari keluarga Shinwatra yang berpengaruh di Thailand. Paetongtarn (37 tahun) menjadi PM termuda dalam sejarah Thailand sekaligus menasbihkan diri sebagai perempuan kedua yang memegang jabatan tersebut.
Paetongtarn atau yang akrab disapa Ing adalah anak dari putri bungsu milyader Thaksin Shinawatra. Ayah Paetongtarn merupakan tokoh utama dalam dinasti politik yang telah mendominasi sebagian besar pemilihan di Thailand sejak awal abad ke-21. Thaksin pernah menjabat sebagai PM Thailand pada 2001 hingga 2006, sebelum digulingkan dalam kudeta militer. Thaksin kembali ke Thailand tahun lalu setelah 15 tahun di pengasingan dan kini diperkirakan akan berperan lebih besar dalam politik Thailand.
Peneliti di Universitas La Trobe dan pakar Kamboja, Gordon Conochie, mengatakan panggilan telepon itu tampaknya mengkonfirmasi kecurigaan lama mengenai kedekatan hubungan antara keluarga Shinawatra dan keluarga Hun.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Itulah kerugian terbesar bagi perdana menteri Thailand. Sekarang dia harus berusaha menjauhkan diri dari itu,” katanya seperti yang dikutip dari ABC, Selasa (1/7/2025).
Kendati baru menjabat kurang lebih selama sepuluh bulan sebagai perdana menteri, Paetongtarn telah terseret dalam pusaran konflik antar dua kubu yang dianggap paling berpengaruh di Thailand yaitu antara dinasti politik Shinawatra dan kelompok elite yang didukung militer.
Ibarat dua rival abadi, konflik antara dua kubu ini telah mendominasi panggung politik Thailand selama lebih dari dua dekade terakhir. Dalam periode tersebut, tercatat telah terjadi dua kali kudeta militer serta sejumlah keputusan politik krusial yang mengakibatkan pembubaran partai-partai politik dan pemberhentian perdana menteri.
Perkembangan politik pada hari Selasa (1/7/2025) dipandang oleh banyak pihak sebagai titik awal runtuhnya dinasti Shinawatra. Seturut pemberitaan Al-Jazeera, Thaksin Shinawatra, ayah Paetongtarn yang juga mantan PM Thailand, kini juga menghadapi tekanan hukum yang serius.
Menurut pengacaranya, Thaksin hadir dalam sidang pertamanya di Pengadilan Pidana Bangkok pada Selasa lalu, menghadapi tuduhan menghina monarki Thailand, sebuah pelanggaran berat yang dapat dikenai hukuman hingga 15 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Thaksin membantah tuduhan tersebut dan berulang kali menyatakan kesetiaannya kepada kerajaan. Kasus ini bermula dari wawancara media yang dilakukannya pada 2015, saat masih berada dalam pengasingan sukarela. Ia baru kembali ke Thailand pada 2023 untuk menjalani hukuman penjara atas kasus konflik kepentingan dan penyalahgunaan kekuasaan.