DUA mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang meninggal dunia dalam insiden kapal terbalik di perairan Debut, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, telah dipulangkan ke kampung halaman. Jenazah Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo diberangkatkan ke Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, dan Bojonegoro, Jawa Timur, pada Selasa (1/7).
Sebelum diterbangkan, keduanya mendapat penghormatan terakhir. Ribuan warga memadati Bandara Karel Sadsuitubun Langgur. Pemerintah daerah dan jajaran Forkopimda turut hadir dalam upacara serah terima jenazah yang dipimpin langsung oleh Bupati Maluku Tenggara.
UGM menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses evakuasi. Mulai dari pemerintah daerah, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) hingga warga lokal.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Kami menyampaikan ucapan terima kasih,” ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, dilansir laman resmi UGM, Rabu (2/7).
UGM juga memastikan pendampingan terhadap lima mahasiswa lain yang selamat. Dua di antaranya sudah pulih secara fisik. Tiga lainnya masih menjalani perawatan dan pemantauan psikologis. Arie menegaskan, dukungan tidak hanya diberikan secara medis, tapi juga psikososial.
“Kami prioritaskan keselamatan fisik dan mental mahasiswa. Mereka yang selamat kini kami dampingi agar trauma tidak berkembang menjadi beban psikologis jangka panjang,” ucapnya.
Evaluasi internal juga tengah dilakukan oleh UGM. Sekretaris Universitas, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, menyebut perlindungan keamanan selama KKN akan ditinjau ulang.
Terutama untuk lokasi-lokasi terpencil seperti wilayah kepulauan. Meski lokasi tersebut sudah pernah digunakan dalam KKN sebelumnya, faktor cuaca ekstrem kini menjadi perhatian serius.
“Panduan, pembekalan, dan peralatan keselamatan memang telah diberikan, namun ke depan akan diperketat, termasuk untuk lokasi-lokasi rawan,” jelasnya.
Untuk mahasiswa yang tergabung dalam unit KKN Manyeuw, UGM memberikan pendampingan intensif. Tim psikologi dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) terlibat langsung. Mahasiswa diberikan opsi: tetap melanjutkan pengabdian atau kembali ke Yogyakarta.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
“Kita tidak akan membebani adik-adik mahasiswa. Keselamatan dan kemanusiaan adalah prinsip tertinggi yang kami pegang dalam pelaksanaan tridarma pengabdian,” tutur Andi.