BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 92 kali gempa bumi di wilayah Jawa Barat sepanjang Juni 2025. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan sebanyak 82 kejadian atau mayoritas dari lindu tersebut tergolong dangkal, atau kedalaman pusatnya kurang dari 60 kilometer. Sisanya dari kedalaman menengah antara 60-300 kilometer.
“Ada tujuh kali gempa yang dirasakan oleh warga,” kata pada Selasa 1 Juli 2025.Kekuatan gempa yang mengguncang Jawa Barat pada bulan lalu bervariasi, mulai dari yang berkekuatan magnitudo 1,7 hingga 5.
“Berdasarkan letak hiposenternya, terjadi 53 gempa bumi yang berpusat di laut sedangkan 39 kejadian gempa lainnya berpusat di darat,” ujar Rahayu.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Salah satu lindu yang dirasakan masyarakat terjadi pada Senin malam, 9 Juni 2025 di Kabupaten Pangandaran. Gempa berkekuatan M5 yang mengguncang pada pukul 23.55 WIB itu dari kedalaman 47 kilometer. Pusat gempanya berada di laut selatan, berjarak sekitar 48 kilometer di arah tenggara Kabupaten Pangandaran.
Lindu menjelang tengah malam itu berintensitas III MMI atau terasa nyata di dalam rumah seakan ada truk yang berlalu di daerah Pangandaran. Getarannya berintensitas II-III MMI di daerah Cilacap, Banyumas, Kebumen, Tasikmalaya, dan Garut. Saat itu, BMKG menyatakan gempa itu dipicu aktivitas sesar aktif.
Tim BMKG Bandung sebelumnya sudah mengklarifikasi kabar soal Sesar Lembang yang sempat meresahkan masyarakat ketika menyebar di jagat maya. Rahayu memastikan BMKG telah memasang 33 alat pemantau gempa atau seismograf di wilayah Jawa Barat untuk memantau semua aktivitas gempa dari patahan, termasuk Sesar Lembang.
“Ada enam sensor (seismograf) yang dipasang di sekitar Lembang,” katanya pada 21 Juni lalu.