Ia menyerukan perluasan keanggotaan tetap Dewan Keamanan untuk memasukkan suara-suara yang beragam, dengan alasan bahwa struktur baru PBB harus komprehensif dan mewakili berbagai geografi, budaya, dan peradaban.
Namun, jalan menuju reformasi tampaknya penuh tantangan. Hak veto dari lima anggota tetap tetap menjadi penghalang. Setiap upaya untuk merombak Dewan Keamanan, ICJ, atau IAEA memerlukan navigasi persaingan geopolitik yang kompleks.
Ertem memperingatkan bahwa “ketidakadilan” sistem saat ini memicu ketidakpuasan global, menunjuk pada perang genosida Israel di Gaza sebagai contoh nyata.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Ketidakadilan Israel adalah salah satu contoh dasar, yang sekali lagi mengingatkan komunitas internasional, terutama orang-orang di Global Selatan, bahwa apa yang kita miliki hari ini hanyalah dunia yang pro-Barat, Euro-sentris, bahkan AS-sentris,” katanya.