Media Internasional Soroti Rapuhnya Gencatan Senjata Iran-Israel, Perang Dipredksi Berlanjut

Ilustrasi
Ilustrasi
0 Komentar

SURAT kabar internasional terus memusatkan perhatian mereka pada dampak perang Israel-Iran dan kemungkinan pembaruannya di masa mendatang.

Media juga menyoroti kesiapan tentara pendudukan untuk perang multi-barisan dengan Iran dan proksi-proksi mereka di wilayah tersebut.

Aljazeeraa.net melaporkan sejumlah analisis dari beberapa media internasional, dikutip Senin (30/6/2025).

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Sebuah artikel di surat kabar Inggris The Guardian memperingatkan kerapuhan gencatan senjata antara Israel dan Iran dan menyatakan bahwa gencatan senjata itu bisa berakhir kapan saja.

Menurut artikel tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional, menggunakan konflik ini sebagai alat untuk tetap berkuasa dan menghindari pertanggungjawaban.

The Guardian menyamakannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam ketergantungannya pada perang yang tak berkesudahan.

Rezim Iran dapat mengambil keuntungan dari situasi ini untuk meningkatkan program nuklirnya atau membeli senjata dari negara-negara seperti Korea Utara, kata artikel tersebut.

Para pemimpin politik memicu konflik untuk keuntungan pribadi sementara warga sipil harus menanggung akibatnya.

Gencatan senjata antara Tel Aviv dan Teheran mulai berlaku pada 24 Juni, menyusul perang yang dimulai Israel pada 13 Juni dengan tujuan untuk melenyapkan program nuklir dan rudal Iran.

Iran merespons dengan serangkaian serangan rudal yang menyebabkan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa kota di Israel.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Sementara Washington mengintervensi perang tersebut dengan meluncurkan serangan terhadap tiga situs nuklir utama di Iran, terutama fasilitas Fordo.

“Tentara Israel sedang mempersiapkan perang multi-front dengan Iran dan proksi terorisnya,” kata Jerusalem Post.

Surat kabar tersebut menunjukkan bahwa tentara dan Kementerian Pertahanan berfokus pada peluncuran peningkatan teknologi dan militer dengan fokus pada jangkauan operasional hingga 2.000 kilometer.

Salah satu kekhawatiran paling menonjol yang muncul selama perang adalah pengungkapan senjata canggih, kata surat kabar itu, mencatat perlunya “mengembangkan senjata rahasia baru untuk putaran berikutnya karena kemampuan musuh untuk belajar dan beradaptasi”.

Haaretz menerbitkan sebuah artikel dari mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak, yang memperingatkan agar tidak ada ilusi kemenangan meskipun ada pencapaian militer Israel melawan Iran.

0 Komentar