Pembacaan Babad Cirebon di Kraton Kanoman Jadi Ruang Kontemplasi Sejarah

Prosesi pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman Cirebon, pada Jumat (27/6) malam.
Prosesi pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman Cirebon, pada Jumat (27/6) malam.
0 Komentar

Kepala Disbudpar Kota Cirebon Agus Sukmanjaya menjelaskan, rujukan perubahan tersebut bersumber dari kitab Caruban Nagari, yang mencatat peristiwa pembukaan wilayah atau babad alas terjadi pada tahun 849 Hijriah. Meski perubahan ini hanya bersifat penyesuaian tahun, namun memiliki makna penting dalam upaya memperkuat akurasi sejarah lokal.

Penyesuaian ini sekaligus menegaskan bahwa Hari Jadi Cirebon merujuk pada awal mula perintisan wilayah, bukan pada pembentukan pemerintahan secara administratif. Hal ini membedakan Kota Cirebon dari Kabupaten Cirebon, yang memiliki rujukan sejarah tersendiri.

Agus menegaskan, perubahan tahun tersebut tidak mengubah substansi peringatan, namun memperjelas konteks sejarah yang menjadi dasar peringatan Hari Jadi Kota Cirebon. Langkah ini pun menunjukkan komitmen pemerintah dalam melakukan pelestarian budaya secara ilmiah dan bertanggung jawab.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Tradisi pembacaan Babad Cirebon yang kembali digelar di Keraton Kanoman menandai salah satu momen penting dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-598 Kota Cirebon. Tradisi ini bisa menjadi momentum untuk menengok kembali akar sejarah, sekaligus memperkuat nilai-nilai moral yang diwariskan para leluhur.

Pembacaan babad memang mengungkap kisah masa lampau, tetapi urgensi paling pentingnya adalah menyisipkan pesan-pesan moral dan budi pekerti yang tetap relevan hingga kini. Dalam konteks kekinian, kegiatan semacam ini menjadi sangat penting sebagai upaya memperkuat identitas budaya daerah.

Pemkot Cirebon menaruh perhatian besar terhadap pelestarian tradisi ini. Kegiatan ini dianggap memiliki keselarasan dengan upaya pembangunan, khususnya dalam menjaga keberlanjutan budaya lokal di tengah arus modernisasi.

Wali Kota Cirebon Effendi Edo menuturkan melalui pelaksanaan pembacaan Babad Cirebon, masyarakat diajak untuk menyadari pentingnya mengetahui dan memahami sejarah asal-usul daerah. Pemahaman tersebut diyakini mampu membangun rasa memiliki dan kebanggaan terhadap daerah, sekaligus mendorong keterlibatan aktif dalam proses pembangunan.

Peringatan Hari Jadi Cirebon tahun ini menjadi istimewa karena mengusung semangat Cirebon Mayungi lan Nyumponi. Tema ini menggambarkan cita-cita untuk senantiasa melindungi serta memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut Edo, hal ini sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam babad, yaitu pentingnya pengabdian, kepemimpinan yang bijak, dan semangat gotong royong. Pada sisi lain, sejarah selalu memiliki nilai edukatif yang tinggi. Para leluhur Cirebon mewariskan prinsip-prinsip kebajikan yang seharusnya menjadi pedoman hidup masyarakat.

0 Komentar