“Kebocoran penilaian yang dituduhkan ini adalah upaya yang jelas untuk merendahkan Presiden Trump dan mendiskreditkan pilot pesawat tempur pemberani yang melakukan misi yang dieksekusi dengan sempurna untuk meluluhlantakkan program nuklir Iran. Semua orang tahu apa yang terjadi ketika Anda menjatuhkan empat belas bom seberat 30.000 pon dengan sempurna pada target mereka: pemusnahan total,” tambah Leavitt.
Selama pertemuan puncak NATO di Belanda, pada Rabu (25/6), Trump juga menolak laporan temuan Intelijen AS. Ia terus mengklaim bahwa AS berhasil menghancurkan kemampuan nuklir Iran. Selain itu, Ia juga membantah klaim bahwa Teheran memindahkan uranium yang diperkaya.
“Saya yakin mereka tidak punya kesempatan untuk mengeluarkan apa pun karena kami bertindak cepat,” kata Trump, seraya menambahkan “Mungkin butuh waktu dua minggu, tetapi sangat sulit untuk mengeluarkan material semacam itu… dan sangat berbahaya”.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Ditambah lagi, mereka tahu kami akan datang. Dan jika mereka tahu kami akan datang, mereka tidak akan berada di sana [di bagian bawah tanah fasilitas nuklir],” tambah Trump.
Gedung Putih Terus Mengelak
]Di hari yang sama, situs web Gedung Putih menerbitkan sebuah artikel berjudul ‘Fasilitas Nuklir Iran Telah Dihancurkan – dan Saran yang Sebaliknya adalah Berita Palsu’.
Dalam artikel tersebut, memuat perkataan Komisi Energi Atom Israel soal serangan Iran. “Serangan AS yang menghancurkan di Fordow telah menghancurkan infrastruktur penting situs tersebut dan membuat fasilitas pengayaan tidak dapat dioperasikan,” tulisnya.
Tak hanya itu, Gedung Putih juga mengutip pernyataan direktur intelijen nasional (DNI) AS yang ditunjuk Trump soal keberhasilan serangan Iran.
“Operasi tersebut merupakan kesuksesan besar. Rudal kami diluncurkan dengan tepat dan akurat, menghancurkan kemampuan utama Iran yang dibutuhkan untuk merakit senjata nuklir dengan cepat,” ujar Tulsi Gabbard.
John Ratcliffe, direktur Badan Intelijen Pusat (CIA), juga berbeda pendapat dengan laporan DIA, dengan mengatakan AS telah “merusak parah” fasilitas nuklir Iran.
Campur Tangan Rusia dalam Pemilu 2016
Rupanya, ini bukanlah kali pertama Trump tidak setuju dengan Intelijen AS. Bahkan, beberapa kali Trump tidak setuju dengan Intelijen AS selama masa jabatan pertamanya.