Ternyata Donald Trump Punya Sejarah Panjang Tidak Percaya Intelijen Amerika Serikat

Presiden Trump berpidato di markas CIA di Langley, Virginia, pada 21 Januari 2017, hari pertamanya menjabat.
Presiden Trump berpidato di markas CIA di Langley, Virginia, pada 21 Januari 2017, hari pertamanya menjabat. (Mandel Ngan/AFP/Getty Images)
0 Komentar

DONALD Trump memiliki sejarah panjang dalam ketidakpercayaannya terhadap Intelijen AS. Terbaru, Donald Trump ribut dengan Intelijen AS usai menyerang 3 fasilitas nuklir Iran.

Hal ini lantaran adanya perbedaan data informasi mengenai akibat dari serangan ke tiga situs nuklir Iran antara Donald Trump dan Intelijen AS.

Ini adalah contoh terakhir, Trump secara terbuka tidak setuju dengan kesimpulan Intelijen AS sejak periode pertamanya sebagai presiden AS. Baik itu tentang Rusia, Korea Utama, Venezuela maupun Iran.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Lantas bagaimana fakta-fakta Donald Trump ribut sama Intelijen AS usai serang Iran? Bagaimana sejarah panjang Trump dalam membantah penilaian Intelijen AS? Melansir dari Al Jazeera, Jumat (27/6), simak ulasan informasinya berikut ini.

Laporan Berbeda Antara Donald Trump & Intelijen AS Soal Serang IranPada Sabtu (21/6), Amerika Serikat memutuskan bergabung dengan Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengklaim bahwa militer AS telah menyerang dan menghancurkan tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan tersebut dikatakan menggunakan sejumlah rudal dan bom penghancur bunker.

Setelah itu, Trump beberapa kali memuji keberhasilan pasukannya. “Fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah sepenuhnya dan sepenuhnya dihancurkan,” ujar Trump dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih setelah serangan tersebut.

Akan tetapi, laporan rahasia awal oleh badan intelijen Pentagon, Badan Intelijen Pertahanan (DIA), justru mengatakan sebaliknya.

Laporan DIA mengatakan bahwa serangan AS hanya memperlambat program nuklir Iran kurang dari enam bulan. Dalam laporan tersebut juga dikatakan bahwa dalam penilaian DIA, Iran telah memindahkan persediaan uranium yang diperkaya sebelum serangan berlangsung, sesuatu yang juga diklaim Teheran.

Akibatnya, hanya sedikit bahan yang secara teori dapat diperkaya Iran menjadi uranium tingkat senjata yang telah dihancurkan.

Trump Tolak Temuan Intelijen AS

Pada Selasa (24/6), Gedung Putih menolak laporan Intelijen AS itu. “Penilaian yang dituduhkan ini sepenuhnya salah dan diklasifikasikan sebagai ‘sangat rahasia’,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Ia juga menggambarkan bahwa orang yang membocorkan dokumen tersebut sebagai ‘pecundang tingkat rendah dalam komunitas intelijen’.

0 Komentar