Namun demikian, pertanyaan kritis yang perlu diajukan adalah: apakah posisi aman ini berarti Indonesia bisa bernapas lega sepenuhnya?
Tetap Perlu Waspada?
Walaupun secara politik dan militer Indonesia tergolong berada di posisi yang relatif aman dalam peta geopolitik global, bukan berarti negeri ini bisa sepenuhnya tenang jika perang dunia benar-benar meletus. Ada sejumlah faktor non-militer yang tetap bisa memberikan dampak besar terhadap stabilitas dan kesejahteraan nasional.
Pertama adalah soal interdependensi ekonomi global. Indonesia, seperti negara-negara lain di era globalisasi, sangat bergantung pada ekspor-impor, dan komponen teknologi dari berbagai belahan dunia. Jika perang dunia menyebabkan gangguan rantai pasok global atau embargo antar blok negara, maka Indonesia akan merasakan dampaknya secara langsung: mulai dari krisis energi, inflasi harga bahan pokok, hingga kelangkaan barang penting.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Kedua, jika perang dunia menjurus pada penggunaan senjata pemusnah massal—terutama senjata nuklir—dampaknya tidak mengenal batas negara. Fallout radioaktif, gangguan iklim, dan efek domino terhadap lingkungan bisa menyebar ke wilayah yang bahkan tidak terlibat langsung dalam konflik. Dalam skenario ini, keamanan geografis tidak lagi menjadi jaminan absolut.
Ketiga, konflik global akan meningkatkan ketidakpastian, baik di pasar keuangan maupun dalam hubungan antarnegara. Ketidakstabilan ini bisa menimbulkan arus pengungsi, spekulasi ekonomi, hingga ketegangan politik domestik yang disebabkan oleh tekanan dari luar.
Dalam konteks ini, pemikiran filsuf Jerman Immanuel Kant patut direnungkan. Dalam Perpetual Peace, ia menyatakan bahwa perdamaian bukanlah keadaan alami umat manusia, melainkan tujuan rasional yang harus terus-menerus diperjuangkan melalui institusi dan moralitas internasional. Dengan kata lain, sekalipun Indonesia saat ini berada di posisi relatif aman, perdamaian tetap bukan sesuatu yang bisa diambil begitu saja. Ia harus dijaga, dirawat, dan dipertahankan dengan kesadaran geopolitik yang cermat.
Maka dari itu, meskipun Indonesia bisa dibilang berada di pinggiran peta konflik dunia, negara ini tetap perlu waspada dan berperan aktif dalam menjaga stabilitas global. Karena dalam dunia yang saling terhubung, tidak ada yang benar-benar berada di luar jangkauan dampak perang besar.