Perang 12 Hari Iran-Israel: Peta Konflik Timur Tengah Tidak Berubah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan dengan Profesor Alon Chen, Presiden Institut Sains W
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan dengan Profesor Alon Chen, Presiden Institut Sains Weizmann, ketika Netanyahu meninjau sejumlah fasilitas lembaga itu yang hancur dihantam rudal Iran, Jumat (20/6/2025). (AFP/Jack GUEZ/POOL)
0 Komentar

Oleh karena itu, bisa disebut gencatan senjata Iran-Israel itu hanya sementara yang kelak setiap saat bisa ambruk. Kepala Staf AB Israel Eyat Zamir, Selasa, 24 Juni 2025, menegaskan, aksi militer terhadap Iran belum berakhir, tetapi memasuki era baru.

Jika melakukan evaluasi atas hasil perang Iran-Israel itu, sesungguhnya Iran secara strategis boleh disebut memenangi perang. Mengapa Iran secara strategis bisa disebut menang? Gencatan senjata Iran-Israel bisa disebut sebagai transaksi antara Presiden AS Donald Trump dan Iran dalam bentuk transaksi ”Nuklir dengan imbalan bertahannya rezim di Iran”.

Iran menerima tiga instalasi nuklirnya, yaitu Fordo, Natanz, dan Isfahan, dibombardir AS dengan imbalan AS tidak mengganggu kekuasaan rezim para Mullah di Teheran.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Bagi Iran, transaksi ini cukup baik karena rezim para Mullah di Teheran dan armada rudal balistik Iran tidak terganggu. Rezim Iran masih memiliki kekuatan armada rudal balistik yang menjadi kekuatan utamanya di kancah regional, khususnya dalam menghadapi Israel. Iran berhasil menciptakan perimbangan kekuatan dengan Israel dalam perang Iran-Israel ini berkat kemampuan rudal balistik hipersonik Iran.

Dunia dan khususnya Israel bisa menyaksikan kecanggihan rudal balistik hipersonik Iran yang mampu membobol barikade sistem pertahanan antirudal Israel yang berlapis-lapis dan membuat porak-poranda kota-kota penting Israel, seperti Tel Aviv, Haifa, Elat dan Beer Sheba.

Terkait isu nuklir pun, Iran diduga telah memindahkan secara rahasia bahan uranium yang diperkaya dari instalasi nuklir Fordo dan Natanz ke tempat rahasia, beberapa hari sebelum AS menggempur Fordo, Isfahan, dan Natanz.

Jadi, AS hanya menghancurkan instalasi nuklir Iran, tetapi program dan bahan nuklir Iran (uranium yang diperkaya) tetap utuh karena berhasil dipindah dan diselamatkan sebelum dibombardir AS. Kebenaran bahwa bahan uranium yang diperkaya telah dipindah adalah tidak ada bocoran dan polusi radiasi dari Fordo, Natanz, dan Isfahan ketika tiga instalasi nuklir tersebut dibombardir.

AS hanya menggempur instalasi nuklir Fordo, Natanz, dan Isfahan yang sudah kosong dari bahan uranium yang diperkaya. Karena itu, Iran paling banyak meraih keuntungan dari gencatan senjata Iran-Israel itu.

0 Komentar