Simbol singa dan matahari pada bendera Iran bukan sekadar peninggalan Dinasti Pahlavi. Lambang ini telah hadir sejak abad ke-12 dan berkembang menjadi simbol resmi negara selama era Safawi pada abad ke-16, melambangkan dua fondasi utama masyarakat: negara dan agama.
Di bawah Dinasti Qajar, simbol ini mengalami evolusi dengan penambahan pedang dan mahkota, yang merepresentasikan kehebatan militer dan keluarga raja, serta pembentukan Orde Kekaisaran Singa dan Matahari pada tahun 1808.
Lambang singa dan matahari juga kerap digunakan pada berbagai panji yang dimiliki oleh militer Iran. Sedangkan penggunaan tiga warnanya baru diadopsi secara resmi pada tahun 1906 usai Revolusi Konstitusi Iran.
Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan
Pada masa Dinasti Pahlavi, bendera dimodifikasi dua kali. Tiga warnanya: hijau, putih, dan merah dibuat menjadi gelap pada 1933. Pada 1964, lambang singa dan matahari diperkecil dengan tambahan pijakan singa, dengan tetap sepenuhnya dalam garis warna putih di tengah.
Asal-usulnya yang kompleks, memadukan warisan Iran kuno, pengaruh Zoroaster, Islam, budaya Turki dan Mongol, bahkan astrologi: matahari dalam rasi Leo. Singa mencerminkan kekuasaan dan kepahlawanan, seperti tokoh legendaris Rostam atau Imam Ali yang dikenal sebagai “singa Allah”. Matahari terhubung pada dewa Mithra, simbol keadilan dan perjanjian dalam tradisi Iran kuno.
Kini, simbol tersebut, terutama versi dengan singa membawa pedang dan ekor berbentuk huruf S, telah menjadi ikon oposisi anti-rezim di Iran. Maka, ketika Israel menamai serangannya “Rising Lion”, ini bukan sekadar provokasi militer. Israel tampaknya berusaha menantang legitimasi rezim saat ini dengan membandingkannya pada masa lalu yang dianggap lebih agung.
Pada 23 Juni 2025, Presiden Donald Trump memicu kontroversi lewat unggahan di X yang menyatakan: “Tidak benar secara politis untuk menggunakan istilah ‘Perubahan Rezim’, tetapi jika Rezim Iran saat ini tidak dapat MEMBUAT IRAN HEBAT LAGI, mengapa tidak ada perubahan rezim??? MIGA!!!”
Frasa “MEMBUAT IRAN HEBAT LAGI” juga secara halus menggemakan tema-tema nasionalistik, secara implisit selaras dengan narasi kebangkitan masa lalu. Ia juga mengklaim militer AS telah menyebabkan kerusakan monumental pada situs nuklir Iran dan sebelumnya menuntut penyerahan tanpa syarat dari Pemimpin Tertinggi Iran.