Mengungkap Operasi Israel-Amerika Serikat 'Rising Lion' Saat Serang Iran

Sekelompok mobil di kawasan Tehrangeles, Los Angeles, mengibarkan bendera Singa dan Matahari, bendera resmi Ir
Sekelompok mobil di kawasan Tehrangeles, Los Angeles, mengibarkan bendera Singa dan Matahari, bendera resmi Iran selama berabad-abad hingga revolusi 1979. (Damian Dovarganes / arsip AP)
0 Komentar

“Negara Persia tersebut, yang bukan negara Arab, telah secara diam-diam memasok emas hitam kepada Israel sejak pertengahan tahun 1950-an,” tutur Daniel Ammann dalam buku The King of Oil : The Secret Lives of Marc Rich (2009:64).

Rezim Shah melihat Israel sebagai sekutu yang berharga melawan nasionalisme Arab yang tengah menggema di wilayah tersebut.

Dinasti Pahlavi berkuasa dari tahun 1925 di bawah pendirinya Reza Shah Pahlavi hingga tahun 1941. Putranya, Mohammad Reza Pahlavi, kemudian naik takhta dan mendorong modernisasi besar-besaran di Iran lewat Revolusi Putih. Ia membangun infrastruktur, mendorong industrialisasi, sekularisasi, dan pemberdayaan perempuan.

Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan

Namun, rezim ini juga dikenal otokratis, korup, dan represif, terutama lewat SAVAK, polisi rahasia yang menindak keras perbedaan pendapat. Ketimpangan distribusi kekayaan minyak dan intervensi asing, seperti kudeta CIA-MI6 tahun 1953, turut memicu Revolusi Islam 1979 yang menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi.

Revolusi Islam 1979 di bawah pimpinan Ayatullah Khomeini kemudian membawa berbagai perubahan dramatis. Pemerintah teokratis yang baru mengadopsi sikap yang sangat anti-Israel, memandang Israel sebagai negara yang tidak sah dan mendukung gerakan perlawanan Palestina. Oposisi ideologis ini menjadi landasan kebijakan luar negeri Iran hingga kini.

Perubahan lainnya ialah nama Kerajaan Iran berganti menjadi Republik Islam Iran, termasuk penggantian simbol pada bendera Iran yang mencerminkan identitas baru yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan revolusi.

Reza Pahlavi, salah satu pewaris terakhir Shah Pahlavi, kiwari menjadi figur oposisi paling menonjol di pengasingan. Ia menyerukan demokrasi sekuler, hak asasi manusia, dan pembangkangan sipil tanpa kekerasan. Di tengah konflik Israel-Iran yang memanas, ia menyatakan bahwa rezim Republik Islam berada di ambang kehancuran dan mengajak rakyat Iran untuk “merebut kembali bangsa mereka.

Meski aktif di luar negeri dan mendapat sorotan media Barat, dukungan terhadapnya di dalam negeri Iran masih terbatas. Banyak warga, terutama generasi muda, perempuan, dan kelompok minoritas, memandang monarki sebagai simbol represi budaya dan nasionalisme eksklusif.

Organisasi diaspora yang ia pimpin pun dikritik karena kurang inklusif dan terlalu mencerminkan narasi liberal Barat, bukan aspirasi rakyat Iran. Diamnya terhadap isu Palestina semakin menjauhkan simpati publik dalam negeri.

0 Komentar