Di antara yang paling terpukul adalah departemen ilmu komputer, tempat laboratorium Profesor Eran Segal -,pemimpin global dalam penelitian medis berbasis AI,- hancur total.
Timnya yang beranggotakan 50 orang bergegas untuk memulihkan ribuan sampel biologis penting dari lemari pendingin yang sangat dingin, tetapi banjir menyebabkan sebagian besarnya rusak parah.
Peralatan yang bernilai jutaan sekarang dianggap tidak dapat diperbaiki lagi.
“Bukan hanya perangkat mahal yang hilang. Namun, keahlian yang terkumpul selama puluhan tahun dan sistem ilmiah yang dikalibrasi dengan cermat — penelitian selama beberapa generasi, lenyap,” kata Profesor Sharieal Fleishman dari Departemen Biokimia.
Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan
Peneliti kawakan Profesor Oren Schuldiner melukiskan gambaran yang menghantui: “Seolah-olah laboratorium kami menguap. Pekerjaan selama bertahun-tahun -,perpustakaan DNA unik, sel induk, strain lalat hasil rekayasa genetika,- semuanya lenyap dalam sekejap. Ini adalah hasil dari malam-malam tanpa tidur yang tak terhitung jumlahnya oleh para mahasiswa kami.”
Dalam momen introspeksi yang serius, Schuldiner mengajukan pertanyaan tentang masa depan entitas Zionis di tengah operasi pembalasan Iran. “Ini bukan hanya tentang Iran. Ini juga tentang ketidakpastian mendalam seputar masa depan Israel,” ujar Schuldiner.
Serangan terhadap Institut Weizmann terjadi sebagai bagian dari Operasi True Promise II, yang diluncurkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada hari Jumat, beberapa jam setelah rezim Israel membunuh beberapa komandan militer senior Iran, ilmuwan nuklir, dan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.