GARDA Revolusi Iran mengumumkan penangkapan lima orang yang diduga sebagai agen Mossad, badan intelijen Israel. Pengumuman ini disampaikan pada Rabu, 18 Juni 2025, melalui kantor berita Tasnim dan ISNA.
“Para tentara bayaran ini berupaya menebar ketakutan di tengah masyarakat dan merusak citra sistem suci Republik Islam Iran melalui aktivitas mereka yang terencana di dunia maya,” demikian pernyataan yang disampaikan oleh Garda Revolusi yang dikutip oleh kantor berita Tasnim dan ISNA.
Penangkapan ini berlangsung di Provinsi Lorestan dan terjadi di tengah perang Iran-Israel yang telah berlangsung selama enam hari, setelah serangan udara Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran, serta daerah permukiman pada Jumat, 13 Juni.
Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan
Penangkapan lima orang yang diduga agen Mossad ini bukan insiden pertama. Sebelumnya, Iran juga telah menangkap individu yang diduga terlibat dalam aktivitas intelijen untuk Israel. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mata-mata di kedua negara.
Pada Minggu, 15 Juni 2025, Iran menangkap dua orang yang diduga sebagai agen Mossad di provinsi Alborz. Kedua individu ini dituduh merakit bom, bahan peledak, dan peralatan elektronik. Penangkapan ini semakin memperkuat indikasi adanya operasi intelijen yang terorganisir.
Pemerintah Iran juga mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka memberlakukan pembatasan sementara terhadap akses internet selama konflik berlangsung. Sejak pembatasan itu, banyak situs dan aplikasi menjadi tidak dapat diakses.
Pada Selasa, pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan perangkat yang terhubung ke internet dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai saat online. Untuk menjaga keselamatan, pegawai negeri dan tim pengamanan dilarang menggunakan perangkat terhubung seperti ponsel pintar, jam tangan pintar, dan laptop selama serangan udara berlangsung. Selain itu, televisi pemerintah pada hari Selasa meminta warga Iran untuk menghapus aplikasi WhatsApp dari ponsel mereka, dengan alasan bahwa aplikasi tersebut mengumpulkan data lokasi dan informasi pribadi pengguna serta mengirimkannya kepada Israel.