Cuaca Ekstrem Picu Gagal Panen, Petani di India Pilih Bunuh Diri

Mirabai Khindkar mengatakan satu-satunya hal yang tumbuh dari lahannya adalah utang, setelah panen gagal karen
Mirabai Khindkar mengatakan satu-satunya hal yang tumbuh dari lahannya adalah utang, setelah panen gagal karena kekeringan dan suaminya bunuh diri. (AFP)
0 Komentar

“Bunuh diri petani di India merupakan konsekuensi dari krisis pendapatan, investasi, dan produktivitas yang terjadi di bidang pertanian,” kata R. Ramakumar, profesor studi pembangunan di Tata Institute of Social Sciences.

Pertanian di banyak lahan kecil di India sebagian besar belum berubah seperti yang telah dilakukan selama berabad-abad, dan sangat bergantung pada cuaca. “Perubahan iklim dan kerentanan serta variabilitasnya telah meningkatkan risiko dalam pertanian,” kata Ramakumar.

Hal ini menyebabkan gagal panen, ketidakpastian yang selanjutnya melemahkan ekonomi pertanian bagi petani kecil dan marjinal. Pemerintah sebaiknya mendukung petani dengan skema asuransi yang lebih baik untuk menghadapi cuaca ekstrem, serta investasi dalam penelitian pertanian, kata Ramakumar.

Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan

Menghadapi cuaca yang tidak menentu, petani sering kali berupaya membendung penurunan hasil panen dengan berinvestasi pada pupuk atau sistem irigasi. Namun, bank mungkin enggan memberikan kredit kepada peminjam yang tidak menentu.

Sebagian beralih ke rentenir yang menawarkan uang tunai cepat dengan suku bunga selangit, dan mempertaruhkan nasibnya jika panen gagal. “Sulit untuk memenuhi kebutuhan hanya dengan bertani,” kata Mirabai, berdiri di luar rumahnya, sebuah gubuk beratap seng dengan dinding kain perca.

Pinjaman suaminya melonjak hingga lebih dari $8.000 atau sekitar Rp130 juta, jumlah yang sangat besar di India. Padahal pendapatan bulanan rata-rata rumah tangga petani sekitar $120 atau tak lebih dari Rp2 juta.

Mirabai bekerja di pertanian lain sebagai buruh tetapi tidak dapat membayar kembali utangnya. “Angsuran pinjaman menumpuk,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia ingin anak-anaknya mencari pekerjaan di luar pertanian saat mereka dewasa.

Industri pertanian telah mengalami krisis yang terus-menerus selama beberapa dekade. Meskipun Maharashtra memiliki tingkat bunuh diri tertinggi, masalah ini ternyata terjadi juga di seluruh negeri. Tiga puluh orang di sektor pertanian bunuh diri setiap hari pada tahun 2022, menurut statistik biro catatan kejahatan nasional.

0 Komentar