Vihara Lalitavistara Dibangun Masa Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen di Jalan Cilincing Lama Kebakaran

Vihara Lalistavistara di Cilincing Jakarta Utara terbakar.(Dok: Gulkarmat Jakarta Utara)
Vihara Lalistavistara di Cilincing Jakarta Utara terbakar.(Dok: Gulkarmat Jakarta Utara)
0 Komentar

Sesuai janji, awak kapal pun, esok harinya turun ke darat dan menyandarkan papan bertuliskan Sam Kuan Tai Tie pada sebuah pohon besar tak jauh dari pantai Cilincing. Di sana mereka menggelar sembahyang buah. Selesai ritual itu, awak kapal pun kembali ke kapal dan meneruskan perjalanan balik ke Tiongkok. Papan bertuliskan Sam Kuan Tai Tie ditinggalkan di pohon besar.

Papan Aksara Tiongkok Sempat Hilang

Cerita itu tersebar ke mana-mana. Banyak orang berbondong-bondong untuk melihat papan bertuliskan aksara Tiongkok itu. Di antaranya, ada seorang perajin sepatu. Dia mengaku, doanya terkabulkan setelah mengunjungi papan berhuruf aksara Tiongkok itu. Ia lalu membuat pondok untuk papan tersebut.

Suatu hari tersiar kabar papan itu hilang dari pondok. Masyarakat Cilincing pun gempar. Beberapa tahun kemudian ada sekelompok masyarakat Tionghoa membeli tanah di Cilincing. Mereka pun ternyata mencari papan Sam Kuan Tai Tie. Seorang di antaranya diketahui pria asal Tiongkok bermarga Oey.

Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan

Usaha pencarian terus dilakukan. Tanpa disengaja, salah seorang bermarga Oey menemukan sosok tubuh pria terkapar di pekarangan dekat sebuah rumah yang agak terpencil di wilayah Cilincing. Tak jauh dari lokasi tanpa sengaja ditemukan papan bertuliskan Sam Kuan Tai Tie yang mereka cari. Papan masih dalam keadaan utuh, terletak di atas onggokan abu bekas api unggun.

Ternyata pria yang terkapar itu adalah seorang perampok. Dia berniat merampok. Untuk maksud itu, ia menemui papan Sam Kuan Tai Tie. Alhasil, dia malah kena petaka. Pria itu marah besar dan akan membakar papan itu. Yang terjadi malah sebaliknya: dia mati dengan tubuh lunglai tanpa daya.

Sejak kejadian itu, masyarakat Tionghoa bermarga Oey sepakat guna merawat serta menjaga papan bertuliskan aksara Tiongkok itu. Di atas tempat papan Sam Kuan Tai Tie lalu didirikan sebuah kelenteng kecil yang kini bernama Vihara Lalitavistara. Itulah kelenteng tertua di Batavia. Vihara ini kini dilindungi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebagai cagar budaya sehingga harus dijaga kelestariannya.

0 Komentar