Analis keamanan Michael Milshtein menggambarkan dukungan terhadap kelompok Abu Shabab sebagai “fantasi,” dan mencatat bahwa bahkan para pemimpin suku pun telah mengecam kelompok tersebut sebagai “kolaborator dan gangster.”
Ia menambahkan bahwa Israel menyediakan “senjata, uang dan tempat tinggal” bagi mereka untuk mengacaukan daerah-daerah yang dikuasai Hamas.
Hamas mengecam keras milisi tersebut, menuduhnya berkhianat dan dengan sengaja memperburuk krisis kemanusiaan.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Dalam sebuah pernyataan resmi, Hamas mengklaim memiliki “bukti yang jelas tentang koordinasi antara gerombolan penjarah, kolaborator dengan penjajah, dan tentara musuh itu sendiri “.
Apa Tanggapan Milisi?
Menanggapi tuduhan yang meluas, Pasukan Populer mengeluarkan pernyataan yang menyangkal adanya hubungan dengan Israel, dengan menegaskan, “Kami tidak pernah, dan tidak akan pernah, menjadi alat pendudukan. Senjata kami sederhana, usang, dan diperoleh dengan dukungan rakyat kami sendiri.”
Namun, video yang beredar di media sosial menunjukkan sekelompok milisi dengan perlengkapan militer lengkap, termasuk helm dan rompi bertuliskan bendera Palestina dan label “Dinas Anti Teror” dalam bahasa Arab dan Inggris, yang memicu spekulasi bahwa Israel telah memasok peralatan kepada mereka.