Siapa Yasser Abu Shabab?
Yasser Abu Shabab adalah tokoh terkenal di Rafah, dengan reputasi sebagai pelaku kriminal. Haaretz melaporkan bahwa ia pernah menjalani hukuman penjara di Gaza karena pelanggaran seperti pencurian.
Dalam sebuah wawancara pada November 2024 dengan The Washington Post, Abu Shabab tidak menyangkal bahwa kelompoknya telah menjarah bantuan, tetapi mengklaim bahwa mereka menahan diri untuk tidak mengambil persediaan yang ditujukan untuk anak-anak.
Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri (ECFR) menggambarkan Abu Shabab sebagai pemimpin “geng kriminal yang beroperasi di daerah Rafah yang secara luas dituduh menjarah truk-truk bantuan.”
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Kelompoknya telah diusir dari beberapa aliansi suku karena dituduh berkolaborasi dengan Israel dan mencuri bantuan kemanusiaan.
Selain itu, saudara laki-lakinya dilaporkan dibunuh oleh Hamas dalam sebuah tindakan keras terhadap serangan terhadap konvoi bantuan PBB, The New Arab melansir.
Apa Hubungannya dengan ISIS?
Media Arab telah menyoroti evolusi ideologi kelompok ini. Menurut Al-Araby Al-Jadeed, milisi ini bermula dari geng kriminal yang terorganisir secara longgar, namun kemudian bertransformasi menjadi kelompok Salafi-jihadis yang terinspirasi oleh ISIS.
Kelompok yang dipimpin oleh Abu Shabab ini dilaporkan terlibat dalam perdagangan narkoba dan senjata, dan sering menyeberang dari Gaza ke Sinai, Mesir, sebuah wilayah yang dikenal sebagai tempat aktivitas yang berafiliasi dengan ISIS.
Lieberman secara langsung mengaitkan kelompok ini dengan ISIS, dengan menyatakan bahwa klan Hamashah terdiri dari “para penjahat tanpa hukum” yang mengadopsi ideologi Salafi-jihadis untuk memberikan lapisan ideologis pada diri mereka sendiri.
Meskipun mengubah citra dirinya sebagai pasukan “anti-teror”, banyak penduduk setempat melihat sedikit perbedaan antara tindakan mereka dan sindikat kejahatan terorganisir.
Pada Mei 2025, kelompok ini mengubah namanya dari Unit Anti-Terorisme menjadi Pasukan Populer, mungkin untuk mengaburkan afiliasinya.
Bagaimana Posisi Israel dan Reaksi Hamas?
Pemerintah Israel tidak membantah telah mendukung milisi tersebut.
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
Netanyahu mengkonfirmasi kebijakan tersebut, dengan menyatakan, “Apa yang dibocorkan Liberman? Bahwa sumber-sumber keamanan mengaktifkan sebuah klan di Gaza yang menentang Hamas? Apa yang buruk dari hal itu? Itu hanya baik-itu menyelamatkan nyawa tentara Israel.”