Paus Leo XIV Ingatkan Ancaman Besar dari Kecerdasan Buatan Terhadap Manusia, Keadilan Sosial dan Pekerja

Paus Leo XIV memberi isyarat pada akhir Misa pelantikannya di Lapangan Santo Petrus, di Vatikan pada 18 Mei 20
Paus Leo XIV memberi isyarat pada akhir Misa pelantikannya di Lapangan Santo Petrus, di Vatikan pada 18 Mei 2025. (REUTERS/Claudia Greco)
0 Komentar

PAUS Leo XIV memperingatkan ancaman besar dari kecerdasan buatan (AI) terhadap martabat manusia, keadilan sosial, dan masa depan pekerja.

Dalam pidato perdananya sebagai Paus, Leo menyerukan regulasi global yang lebih ketat terhadap pengembangan AI.

Dia memperingatkan bahaya AI terhadap “martabat manusia, keadilan, dan tenaga kerja.” Dua hari kemudian, ia memuji adanya teknologi terkini, tetapi menekankan pentingnya tanggung jawab agar AI digunakan demi kebaikan bersama.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Seperti pendahulunya yang yang membela hak-hak buruh di masa Revolusi Industri, Leo XIV juga menempatkan dirinya sebagai pelindung struktur sosial di tengah teknologi modern yang tak terkendali, demikian dikutip dari Politico, Kamis (5/6/2025).

Pakar etika AI Vatikan, Paolo Benanti, menyatakan bahwa Gereja “mengajak kita menatap langit, tapi tetap berjalan di bumi sesuai zaman.”

Profesor Maria Savona menambahkan bahwa Vatikan khawatir perkembangan AI yang merugikan hak asasi manusia akan lebih banyak menimpa pekerja berkeahlian rendah.

Upaya Vatikan dalam regulasi AI dimulai sejak 2020, ketika Paus Fransiskus merintis “Rome Call for AI Ethics” bersama pemimpin agama, politik, dan perusahaan teknologi.

Pada Januari lalu, Vatikan memperingatkan AI bisa membuat manusia diperbudak oleh ciptaannya sendiri.

Leo XIV, paus asal AS dan lulusan matematika, berada dalam posisi unik untuk memimpin isu ini. Apalagi saat Washington di bawah Presiden Donald Trump justru membongkar regulasi lama dan menggulirkan rencana pengembangan perangkat keras AI senilai setengah triliun dolar.

Sementara itu, Uni Eropa mulai melonggarkan pendekatan regulatif demi daya saing.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Leo juga berkomunikasi dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni untuk mendukung pengembangan AI yang etis. Tahun lalu, Paus Fransiskus sempat berpidato di G7 tentang etika AI.

Savona mengatakan jaringan Gereja di negara-negara Selatan bisa mendorong akses AI yang lebih demokratis dan mendorong regulasi global yang lebih merata.

0 Komentar