Bahlil Tanggapi Isu Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang Nikel di Raja Ampat: 5 IUP Hanya 1 yang Beroperasi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
0 Komentar

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menanggapi isu kerusakan lingkungan akibat tambang nikel di Raja Ampat yang belakangan ramai menjadi sorotan publik.

Ia mengatakan terdapat lima izin usaha pertambangan (IUP) di wilayah tersebut, namun hanya satu yang saat ini beroperasi, yaitu PT Gag Nikel.

“IUP di Raja Ampat itu ada sekitar beberapa. Mungkin ada lima setelah saya mendapat laporan. Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu PT Gag Nikel,” katanya dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Kamis (5/6/2025).

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Bahlil menjelaskan bahwa IUP produksi PT Gag Nikel diterbitkan pada tahun 2017, dan mulai beroperasi pada 2018, jauh sebelum ia menjabat di pemerintahan.

Menjawab kekhawatiran publik mengenai dampak tambang terhadap kawasan wisata unggulan, Bahlil menegaskan telah menghentikan sementara kegiatan produksi PT Gag Nikel untuk proses verifikasi.

“Sementara kita hentikan operasinya mulai detik ini saya bicara,” tegas Bahlil.

Menurutnya, langkah penghentian ini dilakukan agar pemerintah dapat melakukan pengecekan langsung di lapangan dan menilai secara objektif dampak lingkungan yang ditimbulkan.

“Saya akan mengecek langsung ke lokasi. Supaya apa? Saya ingin ada objektif agar tak ada simpang siur,” imbuhnya.

Adapun PT Gag Nikel merupakan anak usaha BUMN di bawah PT Antam yang telah memiliki IUP di wilayah operasi tersebut sejak 2017.

0 Komentar