Yitzhak Rabin Temui Pak Harto di Jalan Cendana, Kapasitas Soeharto Sebagai Kepala GNB

15 Oktober 1993, PM Israel Yitzhak Rabin bertemu Presiden Soeharto di Cendana.
15 Oktober 1993, PM Israel Yitzhak Rabin bertemu Presiden Soeharto di Cendana.
0 Komentar

Barulah setelahnya kabar pertemuan itu mencuat di media. Kontroversi pun langsung datang. Pihak istana langsung buru-buru membuat klarifikasi melalui Menteri Sekretaris Negara, Moerdiono. Moerdiono beralasan bahwa pertemuan Soeharto bukan berkapasitas sebagai Presiden Indonesia, tapi Kepala Gerakan Non-Blok.

“Tanpa kapasitas sebagai Ketua GNB, mustahil Presiden Soeharto menerima PM Rabin dalam situasi sekarang,” ungkap pendiri CSIS, Soedjati Djiwandono, dikutip dari Indonesia and the Muslim World (2007).

Soeharto rupanya ingin menunjukkan kepada negara-negara GNB bahwa dia memainkan peran bagi perdamaian dunia. Selain itu dia ingin memperlihatkan aksi nyata dari kebijakan politik bebas-aktif. Hanya saja, pertemuan senyap ini tetap menjadi kontroversi. Sebab, untuk pertama kalinya seorang Presiden Indonesia, terlepas dari status melekat lain, pernah bertemu empat mata dengan penguasa Israel.

Baca Juga:Ketua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung KudaKPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu Dekat

Akan tetapi, sejarah juga mencatat, Presiden Soeharto pernah menolak kedatangan PM Israel lain, yakni Benjamin Netanyahu pada Agustus 1997.

0 Komentar