Diterjang Suhu Panas Ekstrem, Siswa Sekolah di Singapura Alami Kesulitan Belajar

Sebuah kipas pendingin ditempatkan di dalam kelas di Northland Secondary School, Singapura, demi mengurangi ra
Sebuah kipas pendingin ditempatkan di dalam kelas di Northland Secondary School, Singapura, demi mengurangi rasa panas bagi para siswa. (Foto: Channel News Asia/Ooi Boon Keong)
0 Komentar

ANAK-anak sekolah di Singapura mengalami kesulitan belajar karena terjangan suhu panas ekstrem dalam beberapa waktu terakhir. Mei dan Juni selalu menjadi waktu terpanas di negeri Singa itu.

Mengutip Channel News Asia, Minggu (1/6/2025), Clement Tan bercerita soal dua anaknya yang bersekolah di SD Fairfield Methodist. Ia pun membekali kedua anaknya itu dengan kipas angin portabel.

“Sekolah mereka ada di gedung lama dan saya pernah ke sana untuk sesi pertemuan dengan orang tua. Kipas-kipas angin tidak memberikan ventilasi ke seluruh ruangan dan ini bisa membuat ketidaknyamanan di beberapa sudut ruang kelas,” kata Tan.

Baca Juga:Ketua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung KudaKPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu Dekat

Keadaan diperparah dengan eksim yang dialami anak-anak Tan. Kulit mereka gatal, kering, dan bentol-bentol jika udara panas. Kondisi suhu panas ekstrem Singapura membuat eksim mereka kambuh.

Kegusaran yang dialami Tan juga disampaikan sejumlah orang tua murid. Kemampuan belajar anak-anak mereka terganggu karena cuaca yang begitu panas.

Menurut mereka, anak-anak susah fokus karena lebih sering mengipasi badan dengan kertas, bergerak-gerak di kursi mereka, hingga sibuk mengusap keringat.

Rynette Joyce Tan, ibu beranak empat yang juga pendiri platform edukasi 13Thirteen, menyebut bahwa suhu panas ekstrem membuat anak-anaknya lebih mudah marah

“Mereka komplain sering menjadi gatal-gatal dan cepat marah karena merasa kegerahan. Mereka mudah gelisah dan cenderung tidak bicara baik kepada orang lain,” ujarnya.

Dia melihat anak-anaknya juga mudah lelah setelah pulang sekolah karena kepanasan. Mereka biasanya pulang-pergi menggunakan bus, tapi akhir-akhir ini mereka minta diantar jemput menggunakan mobil pribadi.

Singapura telah mengalami enam kali gelombang panas sepanjang sejarah, terakhir pada 2016. Gelombang panas adalah ketika suhu terpanas harian menembus 35 derajat Celsius selama tiga hari berturut-turut dan rata-rata suhu harian setidaknya 29 derajat Celsius.

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

Gangguan panas ekstrem terhadap kemampuan belajar bukan hanya dugaan para orang tua. Penelitian menunjukkan, cuaca panas ekstrem bisa memengaruhi kemampuan belajar anak-anak.

Dekan Departemen Ekonomi Universitas Nasional Singapura (NUS) Alberto Salvo meneliti dampak panas ekstrem terhadap performa akademis mahasiswa pada 2005-2019.

0 Komentar