Elon Musk Resmi Hengkang dari Pemerintahan Donald Trump

Presiden AS Donald Trump dan Elon Musk (kanan) berbincang sebelum meninggalkan Gedung Putih dalam perjalanan m
Presiden AS Donald Trump dan Elon Musk (kanan) berbincang sebelum meninggalkan Gedung Putih dalam perjalanan menuju rumahnya di Florida Selatan di Mar-a-Lago, Florida, pada 14 Maret 2025. (AFP)
0 Komentar

MILIARDER teknologi Elon Musk resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Musk sebelumnya memimpin proyek penghematan federal selama berbulan-bulan sebagai bagian dari Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

“Ketika masa tugas saya sebagai Pegawai Pemerintah Khusus berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan untuk mengurangi pemborosan pengeluaran,” tulis Musk di platform X pada Rabu (28/5/2025) malam.

Menurut Musk, misi efisiensi yang diusung oleh DOGE akan tetap berlanjut dan semakin kuat karena telah menjadi bagian dari budaya birokrasi pemerintah. Seorang pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya mengonfirmasi pengunduran diri tersebut kepada Associated Press.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Elon Musk bergabung dengan pemerintahan Trump pada Januari dengan target ambisius untuk memangkas anggaran federal AS sebesar US$ 1 triliun. Namun, data dari situs resmi DOGE menunjukkan penghematan yang dicapai hanya sekitar US$ 175 miliar, atau setara dengan US$ 1.088,96 per pembayar pajak AS.

Masa tugas Musk sebagai Pegawai Pemerintah Khusus selama 130 hari dijadwalkan berakhir pada sekitar tanggal 30 Mei. Pemerintah menyatakan bahwa inisiatif DOGE akan tetap dilanjutkan demi efisiensi anggaran negara.

Keputusan Elon Musk untuk mundur terjadi hanya beberapa hari setelah ia mengkritik undang-undang andalan Presiden Trump yang dikenal sebagai “RUU besar dan indah”. RUU setebal 1.000 halaman tersebut memperpanjang pemotongan pajak dari tahun 2017 dan menambahkan persyaratan kerja untuk program bantuan seperti pangan dan Medicaid.

“Sejujurnya, saya kecewa melihat RUU belanja besar-besaran yang justru memperbesar defisit anggaran. Ini merusak kerja keras tim DOGE,” ujar Musk dalam wawancaranya bersama program CBS Sunday Morning.

RUU ini juga mencakup alokasi dana untuk proyek-proyek besar seperti pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko dan peningkatan pendanaan bagi Imigrasi serta Penegakan Bea Cukai.

Disahkan oleh DPR minggu lalu, RUU tersebut kini menunggu pembahasan di Senat. Jika lolos dalam bentuk saat ini, Kantor Anggaran Kongres memperkirakan defisit anggaran AS akan meningkat sebesar US$ 3,9 triliun pada tahun 2034.

“Menurut saya, sebuah RUU bisa saja besar, atau bisa juga indah. Tapi saya tidak yakin keduanya bisa dicapai sekaligus,” pungkas Musk.

0 Komentar