Pramono Akui Gunakan Akses Institusi Intelijen Sebelum Lantik Jajaran Eselon Dua di Lingkup Pemprov

Pramono Akui Gunakan Akses Institusi Intelijen Sebelum Lantik Jajaran Eselon Dua di Lingkup Pemprov
Pramono Anung/Fajar
0 Komentar

GUBERNUR DKI Jakarta, Pramono Anung, mengaku menggunakan akses sejumlah institusi intelijen dan lembaga negara sebelum melantik jajaran eselon dua di lingkup Pemprov Jakarta.

Menurutnya, akses tersebut dimiliki olehnya karena ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab) di era Presiden Joko Widodo selama dua periode atau 10 tahun.

Adapun institusi intelijen dan lembaga negara yang disebut Pramono di antaranya adalah Badan Intelijen Negara (BIN), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Badan Intelijen Strategis (BAIS).

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

“Dari 61 [pejabat eselon dua] yang dilantik, mungkin 40 orang saya belum pernah salaman. Kepada pejabat itu saya belum pernah salaman. Kenapa saya pilih? Saya 10 tahun menjadi Sekretaris [Kabinet], tim penilai akhir pemerintah pusat, sehingga saya punya akses ke BIN, PPATK, BSSN, BAIS,” ujar Pramono di sebuah mal di Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2025).

Pramono menyebut banyak pejabat yang kaget ketika ketika tiba-tiba ditunjuk olehnya untuk menjabat.

“Dan semua terkejut orang-orang yang saya pilih, sampai bilang, kok bisa Pak Gubernur tahu, Pak Wakil Gubernur tahu,” tutur Pramono.

Pramono mencontohkan, salah satu pejabat yang dilantik tanpa ia kenali sebelumnya adalah Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Provinsi DKI Jakarta, I Dewa Gede Soni Aryawan.

Politikus senior PDIP itu mengaku baru bertemu dengan Soni ketika ia memperkenalkan diri seusai dilantik pada awal Mei lalu.

“Bahkan ada satu jabatan yang sangat strategis, yang mengurusi aset, biasanya di situlah rebutannya luar biasa. Enggak ada [saya kenal]. Saya baru kenal ketika saya lantik. Bahkan ketika melantik pun saya enggak tahu kalau yang namanya Pak Soni orang ini. Dia yang memperkenalkan diri,” katanya.

Menurut Pramono, cara yang sama juga ia terapkan dalam proses penggantian jajaran direksi Bank DKI. Ia mengatakan sebelumnya hanya mengenali Direktur Utama Bank DKI, sedangkan direksi-direksi lainnya tidak ia kenali sebelumnya.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

“Bahkan ketika saya mengganti [Direksi] Bank DKI, baik komisaris utama, komisaris, direktur utama, dan seluruh direksi, saya hanya kenal satu orang, direktur utama yang saya panggil. Setelah saya cek track recordnya dan sebagainya,” jelas Pramono.

0 Komentar