Insiden Ledakan di Garut, Panglima TNI: Kita Tidak Melibatkan Warga Sipil dalam Pemusnahan Amunisi Kadaluwarsa

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto
0 Komentar

PANGLIMA TNI Agus Subiyanto membantah jajarannya melibatkan warga sipil dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu, meski ada korban tewas yang berasal bukan dari prajurit TNI.

“Sebenarnya kita tidak melibatkan warga sipil dalam pemusnahan bahan peledak yang sudah expired,” ujar Agus kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Agus menekankan, warga sipil tersebut merupakan pegawai dan tukang masak di Gudang Pemusnahan Amunisi (III) kawasan tersebut.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

“Sebenarnya masyarakat sipil itu tukang masak dan pegawai di situ. Iya pegawai di situ tukang masak,” katanya.

Agus juga menerangkan sebetulnya lokasi yang dipilih jajarannya itu sudah terbilang jauh dari masyarakat dan perkampungan.

“Hanya memang yang tadi saya sampaikan, amunisi yang sudah expired itu memang mudah meledak. Sehingga memang harus kehati-hatian dan memang ini jadi masukan buat kita,” kata Agus.

Agus mengaku bakal mengubah aturan terkait pemusnahan amunisi tersebut agar semua personel yang terlibat tetap aman.

“Kita koreksi ke dalam nanti. Mudah-mudahan ke depan tidak terjadi seperti itu,” sambungnya.

Sekadar informasi, peristiwa tersebut akhirnya memakan 13 korban jiwa. Yakni 4 TNI dan 9 merupakan warga sipil. Padahal, lokasi peledakan amunisi apkir milik TNI berada di tepi pantai dan jauh dari permukiman warga. Dari pantuan di sekitar lokasi, tepatnya di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, terbilang jauh dari permukiman. Di jalan masuk area ini terdapat sawah warga.

Dari permukiman warga Desa Sagara lokasi ini berjarak sekitar empat kilometer. Jika diakses dari kawasan pusat Kota Garut, lokasinya berjarak sekitar 100 kilometer. Namun untuk menuju lokasi tersebut tidaklah mudah. Jalur yang ditempuh berkelok-kelok serta melalui perbukitan, sehingga waktu tempuh bisa mencapai 4-5 jam.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Di tepi jalan raya, tepat sebelum masuk area pemusnahan tersebut telah dipasang peringatan zona berbahaya untuk mencegah adanya masyarakat yang masuk.

“Dilarang masuk, daerah penghancuran munisi afkir. Gupusmu III,” tulis dalam papan berwarna merah disertai ikon tengkorak.

0 Komentar