Indonesia Incar Peluang Ekspor Produk Pertanian Potensial ke China: Durian, Sarang Walet, dan Ceker Ayam

Ilustrasi Durian
Ilustrasi Durian
0 Komentar

WAKIL Menteri Pertanian mengatakan Indonesia mengincar peluang ekspor produk pertanian potensial ke China, sebagai bagian dari kerja sama yang akan dibahas di sela kunjungan 3 hari Perdana Menteri Li Qiang ke Tanah Air hingga Senin (26/5/2025).

Menurutnya, Indonesia juga sedang membidik peluang ekspor untuk komoditas-komoditas agroindustri potensial yang hendak dikembangkan lebih masif di pasar China.

“Satu, durian. Kita ekspor durian besar sekali dan sebagian besar kita ekspor durian ke Thailand. Baru dari Thailand, konon, dia ekspor ke China. Kita inginnya [ekspor] ke Thailand iya, tetapi ke China langsung juga iya,” tegasnya ditemui di sela agenda Indonesia-China Business Reception 2025 di Ballroom Hotel Shangri-La, Sabtu (24/5/2025) malam

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Kedua, Indonesia juga akan memacu ekspor sarang burung walet ke China. Terlebih, Sudaryono menyebut Indonesia merupakan produsen sarang walet terbesar di dunia dengan pangsa mencapai 80% dari produksi dunia.

Ketiga, pemerintah melalui Kementan juga berencana memacu ekspor komoditas peternakan unggas, khususnya ayam, ke China.

“Salah satu yang diminati di pasar China adalah chicket feet [ceker ayam]. Nah, itu juga salah satu bagian dari yang kita perjuangkan,” tutur Sudaryono.

Sebagai timbal baliknya, kata Sudaryono, China juga berencana masuk ke investasi industri pengolahan susu serta peternakan sapi perah di Indonesia.

Meski belum bisa menyebutkan berapa nilai investasi China untuk industri susu dan peternakan sapi perah di Indonesia, Sudaryono mengeklaim calon investor yang masuk tergolong cukup besar.

“Karena kalau investasi pabriknya sih mungkin tidak terlalu besar ya, tetapi kalau ditambah nanti dia akan datangkan sapi hidup dan seterusnya, saya kira cukup besar ya. Kita punya keinginan dalam masa mendatang bisa swasembada susu.”

Menurut Sudaryono, swasembada sektor pangan yang paling menantang diwujudkan adalah untuk komoditas susu dan daging sapi. Mau tidak mau, pemerintah masih harus terus mendatangkan sapi indukan dari luar negeri.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Menantikan sapi indukan impor tersebut berkembang biak, lanjutnya, akan membutuhkan waktu lama.

“Kita kalah cepat sama pertumbuhan penduduk manusia. Jadi kita target dalam 5 tahun ini bisa mendatangkan total 2 juta ekor sapi hidup. Indukan untuk kebutuhan daging dan susu.”

0 Komentar