MENTERI Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menilai Kawasan Rebana memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Potensi tersebut tidak hanya terletak pada kekayaan sumber daya alam (SDA), tetapi juga kekuatan sumber daya manusia (SDM).
Hal ini ia sampaikan dalam acara ”Regional Summit Kawasan Rebana” yang diselenggarakan secara hybrid dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jabar, Senin (19/5/2025).
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
Mendagri menegaskan, dengan jumlah penduduk yang besar, Kawasan Rebana bisa memberikan kontribusi signifikan tidak hanya untuk pembangunan di Jabar, tetapi juga bagi pembangunan nasional secara keseluruhan.
Oleh karena itu, peningkatan investasi ke depan sangat penting agar dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan menjadikan Rebana sebagai kawasan industri unggulan di provinsi tersebut.
“Kita memang negara kaya. Indonesia, termasuk Jawa Barat, alamnya bagus, indah, kaya, subur ya. Tapi jangan menyandarkan, bersandar kepada hanya sumber daya alam. Saya melihat bahwa yang utama itu negara-negara maju, itu adalah maju di SDM-nya. SDM yang terampil, terdidik, sehat, unggul. Itu mereka akan produktif,” katanya.
Mengacu pada data yang ada, Mendagri menyampaikan bahwa populasi di Kawasan Rebana mencapai kurang lebih 10 juta jiwa, dengan mayoritas penduduk berada dalam kategori usia produktif.
Menurutnya, keunggulan demografis ini menjadi aset penting bagi Jabar. Ia juga mengangkat contoh negara-negara seperti Singapura dan Uni Emirat Arab, yang walaupun tidak memiliki kekayaan alam, mampu menjadi maju karena keberhasilan dalam membangun SDM.
“Jadi, ya, kita belajar dari negara-negara, beberapa negara yang maju seperti Singapura, Dubai (Uni Emirat Arab – red). Mereka tidak memiliki sumber daya alam, jadi mereka perkuat di sumber daya manusia,” tambahnya.
Mendagri turut menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur pendidikan, seperti sekolah dan Balai Latihan Kerja (BLK), untuk mendukung pengembangan SDM. Ia menyebut bahwa penguatan pendidikan—baik formal, nonformal, maupun vokasional—perlu disesuaikan dengan jenis investasi dan potensi alam yang dimiliki masing-masing daerah.