PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) resmi mengumumkan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Rabu, (21/5/2025) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta.
RUPST menyetujui pengunduran diri Komisaris, Anand Kumar dan Presiden Direktur, Gita Irmasari. Para pemegang saham juga menyetujui pengangkatan Marlo Budiman sebagai Presiden Direktur. Selain itu, Marshal Martinus Tissadharma dan Indryanarum didapuk sebagai Direktur.
Untuk jajaran Komisaris, Didik Junaedi Rachbini ditunjuk sebagai Presiden Komisaris (Independen), dan Hadi Cahyadi sebagai Komisaris Independen. Kemudian, Charles Rigoux dan George Raymond Zage III sebagai Komisaris.
Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat
“Manajemen LPCK menyambut kehadiran jajaran baru dengan optimisme tinggi, dan berharap kolaborasi serta kepemimpinan yang kuat dari para profesional ini akan membawa nilai tambah signifikan bagi pengembangan bisnis ke depan, khususnya di sektor properti yang terus menunjukkan potensi besar,” tulis manajemen LPCK dalam keterangan resmi, dikutip Keterbukaan Informasi, Kamis (22/5/2025).
Adapun susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang baru terhitung sejak ditutupnya RUPST tahun 2025 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
- Presiden Komisaris (Independen) : Didik Junaedi Rachbini
- Komisaris Independen : Hadi Cahyadi
- Komisaris : Charles Rigoux
- Komisaris : George Raymond Zage III
Direksi :
- Presiden Direktur : Marlo Budiman
- Direktur : Marshal Martinus Tissadharma
- Direktur : Indryanarum
Selain merombak susunan direksi dan komisaris, para pemegang saham juga menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024, termasuk kinerja keuangan LPCK dengan pendapatan sebesar Rp1,94 triliun dan EBITDA mencapai Rp319 miliar.
Pada kuartal pertama tahun 2025, LPCK mencatatkan pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp323 miliar, atau setara dengan 19,6 persen dari target tahunan sebesar Rp1,65 triliun.
Penjualan ini didorong oleh permintaan kuat terhadap proyek hunian, yang menyumbang 67 persen dari total pra-penjualan. Sedangkan proyek komersial, termasuk ruko dan lahan di area bisnis, menyumbang 33 persen.
Perseroan juga membukukan pendapatan sebesar Rp1,09 triliun dengan gross margin mencapai 26 persen. Sementara itu, EBITDA tercatat positif sebesar Rp173 miliar, atau setara dengan 16 persen dari total pendapatan kuartal tersebut.